Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AKSI kejahatan remaja di DIY yang dikenal dengan seburah klitih, berawal dari keluarga. Menurut Kepala Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, ada unsur keluarga yang menyebabkan remaja melakukan tindak kejahatan.
"Keluarga yang tidak terencana dengan baik dan anak yang tidak terurus jadi malapetaka. Termasuk adanya kejahatan remaja," kata dia di Komplek Kepatihan usai pelantikan Kepala BKKBN DIY, Jumat (7/2).
Ketika didalami pelaku kejahatan remaja, pasti ada faktor yang menyertai terutama keluarga yang tidak harmonis. Oleh sebab itu, ia mengajak menyelesaikan persoalan kejahatan remaja dari hulu, yaitu keluarga. Keluarga harus tentram, mandiri, dan bahagia agar menciptakan generasi unggul.
Generasi unggul Indonesia harus diciptakan dengan desain. Oleh sebab itu, perencanaan harus dimulai dari usia perkawinan dan kehamilan. Ia mencontohkan, ketika hamil di luar nikah dan anak tersebut tidak dikehendaki, masalah pun akan timbul, termasuk bisa stunting.
"Kami punya program bimbingan pranikah lewat kerja sama dengan Kementerian Agama," kata dia.
BKKBN ingin fokus agar para remaja yang pranikah bisa mendapatkan konseling. Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X juga mengakui, DIY sedang menghadapi darurat klitih. Pihaknya pun tengah menyusun program keluarga tangguh untuk menanggulangi kejahatan remaja.
Sultan menyebut, pentingnya peran keluarga dalam menanggulangi kejahatan remaja. Pasalnya, dari survei, remaja melakukan klitih karena kurang perhatian dan komunikasi yang baik dengan orang tua. Komunikasi orang tua dengan anak menjadi sangat penting.
"Kalau orang tua tidak ada waktu say hello kepada anak, kemungkinan dia (anak) lepas (dari pantauan orang tua)," kata Sultan.
baca juga: Korban Meninggal DBD di NTT Bertambah jadi 11 Orang
Sultan pun berharap BKKBN juga bisa mengintervensi hingga keluarga lewat komunikasi tentang perencanaan keluarga, baik kepada remaja maupun orang tua remaja yang akan menikah. Selain itu, peran pendidikan juga penting. Sebab dengan pendidikan yang tinggi, dia akan bisa merencanakan keluarga, termasuk jumlah anak. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved