Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
LEMBAGA Studi Biologi Molekuler Eijkman menyatakan sepertiga populasi Orang Rimba, 3.640 jiwa, yang hidup nomaden di tiga kabupaten di Provinsi Jambi mengidap penyakit hepatitis B, dengan tingkat pravalensi mencapai 33,9%.
"Angka ini sagat mengejutkan dan sangat memprihatinkan. Boleh dibilang kondisinya hyperendemik bagi Orang Rimba. Kita menemukan, satu dari empat Orang Rimba terdeteksi mengindap penyakit hepatitis B," ujar Ketua Tim Penelitian Kesehatan Orang Rimba dari Eijkman Institute for Moceklular, Prof dr Herawati Sudoyo PhD dalam ekposnya di Markas Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Jambi, di Kompleks DPRD Telanaipura, Kota Jambi, Rabu (10/2) petang.
Menurut Herawati, hasil penelitian yang dikerjakan dengan KKI Warsi Jambi tersebut, serangan Virus Hepatitis B (VHB), anggota
famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan dan kanker hati tersebut, jauh di atas angka prevalensi Hepatitis B di Provinsi Jambi yang hanya 8,3%.
Di hadapan belasan pemimpin kelompok Orang Rimba yang dilibatkan dalam ekspos hasil penelitian tersebut, Herawati meminta semua pihak memberikan perhatian serius, karena hepatitis merupakan penyakit menular.
Penularannya dilakukan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, dari ibu penderita kepada bayi yang dilahirkan,
melalui sperma, cairan vagina, dan luka terbuka.
"Kondisi ini sangat menuntut perhatian serius dari semua pihak, terutama pemerintah daerah, mengingat dari studi yang kami lakukan,
penderita tertinggi berdasar kelompok umur prevalensi tertinggi justru berada pada usia produktif yaitu 17-55 tahun," sebut Herawati yang juga menjabat Deputi Direktur LBM Eijkman.
Merespon kondisi miris tersebut, Dinas Kesehatan Jambi dalam waktu dekat akan menindaklanjuti temuan Eijkman dengan mengumpulkan dan mencari solusi bersama segenap pemangku kebijakan institusi kesehatan di kabupaten yang terkait.
"Segera akan kita bicarakan bersama teman-teman di dinas kesehatan kabupaten terkait. Masalahnya akan didalami sehingga didapat langkah intervensi yang cepat dan tepat untuk mengatasi serangan hepatitis
terhadap Orang Rimba."
Kendati hanya paham sebagian dengan topik yang dibicarakan, belasan perwakilan Orang Rimba yang hadir dalam ekspose soal penyakit hepatitis yang mendera sebagian besar komunitas mereka, menyatakan rasa cemas.
"Iyo takutlah awak. Samo takutnya dengan rimbo kami yang kini semakin hilang. Kami berharap Rajo Godong (pemerintah, Red), cepat menolong. Kalau dak, kami mati galo," ujar Gentar, salah seorang tokoh muda Orang Rimba di Jambi. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved