Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PRESIDEN Joko Widodo diagendakan meninjau progres pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kayan Hydro Energy di Bulungan, Kalimantan Utara, hari ini, Kamis (19/12). Jokowi akan meninjau lewat udara.
"Presiden akan berkunjung dan meninjau lewat udara PLTA Kayan Hydro Energy di titik pembangunan infrastruktur dan bendungan I, sekitar 13.30 WITA," kata Direktur Operasional Kayan Hydro Energy, Khaerony, di Tarakan, Rabu (18/12).
Titik yang akan dilawat Presiden melalui helikopter ini adalah lokasi infrastruktur penunjang pembangunan PLTA Kayan Hydro Energy. Mulai dari kantor, mess, warehouse dan jalan.
Khaerony melanjutkan, kedatangan Jokowi sangat berarti untuk pihaknya. Ia berharap, Jokowi juga memberi dukungan, termasuk soal perizinan yang masih dalam proses untuk dilengkapi.
"Kedatangan beliau juga menjadi support bagi Pemprov dan masyarakat pada umumnya. Untuk perizinan, sudah hampir tuntas, sudah sekitar 90% saat ini," jelas dia.
Baca juga: Jokowi akan Tinjau Pembangunan PLTA Kayan Hydro Energy
Khaerony mengatakan, saat ini, proses pembangunan infrastruktur penunjang sudah berjalan selama dua bulan. Namun pengerjaannya bukan tanpa kendala.
Dari total kebutuhan jalan 20 kilometer, pembangunan baru mencapai 4,5 kilometer. Hambatannya karena ada gunung batu yang mesti diledakkan untuk pembangunan jalannya.
Untuk pembangunan ini, PT Kayan Hydro Energy sudah mengerahkan 12 unit alat berat. Terdiri dari dari, tujuh unit ekskavator, dua unit bulldozer dan sisanya dump truck.
"Alat berat ini digunakan untuk pekerjaan pembangunan badan jalan menuju bendungan 1," kata dia.
Lebih lanjut, menurut dia, karakteristik Sungai Kayan ini cocok untuk dibuat PLTA Kayan Hydro Energy, lantaran debit air mencapai 1.700 meter kubik/detik. Ditambah, hulu sungai ini juga ditopang Taman Nasional Kayan Mentarang seluas 1,35 juta hektare.
Sehingga, PLTA Kayan Hydro Energy ini tidak hanya bisa menjamin listrik di Kalimantan Utara, tapi juga pembangunan ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara.
Pembangunan PLTA Sungai Kayan ditandai dengan kontrak kerja sama antara PT Kayan Hydro Energy dan Powerchina International Group yang diteken pada 31 Oktober 2018. Kemudian, pada 15 Agustus 2019 lalu, kedua perusahaan meneken pelaksanaan proyek.
Penandatanganan itu dilakukan di Kantor Staf Presiden dan disaksikan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Saat itu, Moeldoko menuturkan perjanjian yang ditandatangani meliputi tiga proyek strategis nasional di Kalimantan Utara, termasuk pembangunan PLTA Sungai Kayan.
PLTA Sungai Kayan yang dibangun di atas lahan seluas 12.000 hektare itu diproyeksikan menghasilkan kapasitas listrik sebesar 9.000 megawatt dari lima bendungan yang dibangun secara bertahap. Bendungan pertama diproyeksi dapat menghasilkan 900 megawatt.
Selanjutnya, pembangunan akan dilakukan pada bendungan kedua berkapasitas 1.200 megawatt, bendungan ketiga dan keempat yang masing-masing menghasilkan 1.800 megawatt dan bendungan kelima dengan 3.200 megawatt. (OL-2)
Daerah yang mengalami lonjakan kunjungan adalah Kalimantan, dengan peningkatan hingga 200 persen.
Untuk BBM, tersedia cadangan dengan ketahanan 8-13 hari, sedangkan LPG memiliki ketahanan hingga 5 hari.
RACUN Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga jadi film horor terbaru Rizal Mantovani, yang total tahun ini setidaknya sudah menyutradarai enam judul horor.
Mentan memastikan semua intervensi yang diperlukan, seperti penyediaan sarana produksi, keterlibatan petani muda, dan teknologi pertanian modern, telah direncanakan dengan matang.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur menyebut jumlah Masyarakat Hukum Adat (MHA) di daerah itu kini menjadi tujuh.
KPK mengaku sudah pernah terbang dari Jakarta ke Kalimantan untuk mencari bukti kasus dugaan fraud di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved