Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENYANDANG disabilitas mendapat tempat di manajemen PT Angkasa Pura II. Perusahaan yang memberikan pelayanan lalu lintas udara dan bisnis bandar udara itu tidak hanya menebar bantuan untuk mereka.
“Selain menyumbangkan kaki palsu, menggelar operasi katarak dan memberikan bantuan untuk kaum disabilitas, manajemen juga memberi kesempatan untuk mereka bekerja sebagai pegawai. Tentu saja, jenis pekerjaannya disesuaikan dengan kemampuan mereka,” ungkap Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Bayu Rafi Sukmawan, di Palembang, Sumatra Selatan.
Kemarin, bersama dengan Kick Andy Foundation dan Pemprov Sumatra Selatan, Angkasa Pura II menyerahkan 33 pasang kaki palsu kepada warga yang kurang beruntung. Di lokasi yang sama, mereka juga menggelar operasi katarak, pembagian kacamata, dan alat bantu dengar.
Bayu menambahkan, saat ini di semua bandara yang dikelola Angkasa Pura II sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang ramah untuk penyandang disabilitas. “Mulai dari pintu masuk, lift, sampai toilet, seluruhnya sudah ramah disabilitas.”
Ketua Yayasan Kick Andy Ali Sadikin mengakui, yayasannya sudah bekerja sama dengan PT Angkasa Pura sejak 2017. “Setiap tahun sekitar Rp2,5 miliar dikucurkan sebagai bantuan untuk penyandang disabilitas.”
Di Indonesia, kerja sama itu berhasil membantu 5.000 warga dengan kaki palsu.
Kaum disabilitas juga mendapat tempat di hati Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru. “Dalam waktu dekat, saya akan menerbitkan Peraturan Gubernur yang mengatur semua pemerintah kabupaten dan kota melengkapi fasilitas untuk penyandang disabilitas. Tidak hanya di kantor pemerintah, tapi juga di rumah sakit dan area publik lainnya.”
Ia memastikan pergub terbit sebelum 2019 berakhir. Aturan yang sama juga meminta BUMN, BUMD, dan kalangan swasta memberi perhatian terhadap penyandang disabilitas.
“Tidak sekadar melengkapi fasilitas, tapi juga menggandeng mereka untuk bisa bekerja di lingkungannya. Pemerintah sudah memulai dengan penerimaan CPNS, dengan kuota khusus penyandang disabilitas,” tegasnya.
Ke depan, ia berharap penyandang disabilitas bisa mendapat tempat untuk lebih menunjukkan kemampuan dirinya. Mereka harus mampu hidup mandiri.
Di Tuban, Jawa Timur, jumlah penderita katarak diperkirakan mencapai 10 ribu orang. “Kebanyakan berasal dari keluarga miskin danwarga usia lanjut. Banyaknya jumlah penderita terjadi karena pengetahuan mereka yang minim atas penyakit ini,” tutur Wakil Bupati Noor Nahar Hussein, di sela-sela pemberian kacamata gratis untuk 300 pelajar. (DW/YK/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved