Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AKIBAT kelangkaan dan mahalnya harga sapi, 60% pedagang di Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), gulung tikar. Biasanya, ada 25 pedagang sapi yang aktif setiap harinya. Namun saat ini tinggal 10 pedagang saja. Harga daging sapi di tingkat pengecer juga melonjak lagi, berkisar antara Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram (kg).
Ketua Asosiasi Pedagang Sapi Banyumas Endar Susanto mengungkapkan bahwa dalam kondisi normal, ada 25 pedagang sapi yang aktif memasok ke pasaran.
"Tetapi, karena harga tinggi dan terjadi kelangkaan sapi, maka saat sekarang jumlah pedagang maksimal hanya tinggal 10 orang. Sebagian
besar memang gulung tikar akibat tidak ada stok sapi," jelas Endar, Jumat (5/2).
Dikatakan oleh Endar, stok sapi di lokal Banyumas sudah tidak ada. Para pedagang harus mencari ke luar daerah seperti Temanggung dan Wonosobo. Namun demikian, lanjutnya, di daerah lain juga habis stoknya.
"Dengan langkanya sapi, maka membuat pedagang kesulitan mendapatkannya. Itulah yang berdampak pada pedagang Banyumas. Mereka gulung tikar karena tidak mendapatkan sapi," katanya.
Selain itu, dengan langkanya sapi mendorong harga daging sapi kian melonjak. Harga sapi hidup yang semula hanya Rp36 ribu hingga Rp37 ribu kini telah meningkat menjadi Rp45 ribu hingga Rp48 ribu per kg. "Untuk harga daging di pengecer, saat ini juga masih tinggi, berkisar antara Rp115 ribu hingga Rp130 ribu per kg tergantung kualitas daging," ujarnya.
Sementara salah seorang pembeli asal Purwokerto Timur, Yanti, 45, mengungkapkan kalau harga eceran daging sapi mencapai Rp120 ribu per kg.
"Saat ini harga daging sapi mencapai Rp120 ribu per kg. Harga tersebut masih tetap bertahan tinggi, tidak tahu kapan akan turun," kata dia.
Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Banyumas Widarso mengungkapkan kalau stok sapi lokal tidak mampu mencukupi
kebutuhan masyarakat. "Kebutuhan daging sapi di Banyumas tidak dapat dicukupi dengan stok yang ada di Banyumas, sehingga harus mendatangkan dari luar," tambahnya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved