Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Petani Tolak Jual Gabah ke Bulog

Palce Amalo
26/9/2019 12:20
Petani Tolak Jual Gabah ke Bulog
Petani melakukan panen perdana padi di Persawahan Oepoi, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).(MI/Palce Amalo)

KEMARAU panjang membuat petani memilih menyimpan gabah. Dibujuk-bujuk pun, mereka menolak menjualnya ke Bulog.

"Petani di Kabupaten Rote Ndao dan Kupang menolak menjual gabah meski petugas Bulog berkali-kali datang. Mereka beralasan hasil panen dari persawahan merosot sehingga lebih baik disimpan untuk persediaan," aku Kepala Bulog Nusa Tenggara Timur (NTT) Eko Pranoto di Kupang, kemarin.

Kondisi itu membuat serap-an beras yang bisa dilakukan Bulog masih jauh dari target. Tahun ini, mereka ditargetkan menyerap 6.246 ton beras petani, tetapi sampai bulan kesembilan baru tercapai 42% atau sebanyak 2.674 ton.

Daerah penghasil beras paling banyak di NTT ialah Kabupaten Manggarai Barat, dengan area persawahan utamanya di Lembor. Daerah lain yang juga menyumbang beras untuk Bulog ialah Ngada, Manggarai, Kupang, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, dan Malaka.

Eko optimistis target penyerapan beras bisa dikejar karena masih ada waktu hingga akhir tahun. "Harus kami akui, kemarau panjang yang melanda semua wilayah di NTT membuat produksi padi di berbagai persawahan merosot."

Kekurangan beras sudah mulai terasa di pasaran. Akibatnya, harga beras premium di pasar tradisional di Kota Kupang merangkak naik menjadi Rp13.300 dari sebelumnya Rp12.500 dan medium dari Rp9.500 menjadi Rp9.950.

Untuk menstabilkan harga beras, Bulog menggelar operasi pasar beras dan gula pasir sejak Selasa (24/9).

 

Waduk kritis

Kondisi kritis juga terjadi di Waduk Sempor, Kebumen, Jawa Tengah. Dari kondisi normal daya tampung mencapai 46 juta meter kubik, saat ini volume tersisa hanya 1,1 juta meter kubik, atau hanya 2%.

"Air dari Waduk Sempor hanya bisa didistribusikan untuk kebutuhan air baku PDAM. Kebijakan ini ditempuh untuk tetap bisa menyediakan air bersih bagi kebutuhan rumah tangga," ujar Kepala Bagian Unit Pengelolaan Bendungan Sempor, Darmaji.

Ia mengakui kondisi kritis itu terjadi karena sampai sekarang sudah tidak ada lagi suplai air ke waduk. Hujan belum pernah turun di sekitar waduk dalam dua bulan lebih.

"Meski sangat minim, air yang ada di Waduk Sempor masih dapat dimanfaatkan untuk air baku PDAM. Kekering-an tahun ini paling parah dari tahun-tahun sebelumnya," tambah Darmaji.

Di Jawa Barat, kekeringan membuat seluruh sawah di Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, dibiarkan telantar. Tidak ada tanaman padi yang diselamatkan karena semua sawah merupakan tadah hujan. "Semua sawah sudah kering. Tidak ada yang bisa berproduksi lagi selama kemarau," kata Camat Haurwangi, Iwan Karyadi.

Warga di kecamatan itu sangat menderita jika musim kemarau tiba. Selain area persawahan yang mengering, mereka juga sering mengalami krisis air bersih.

Di Bojonegoro, Jawa Timur, selain mendistribusikan air bersih, Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga menyiapkan bantuan 150 terpal dan 190 jeriken untuk menampung air di 50 desa terdampak.

"Sejak status darurat keke-ringan ditetapkan, kami sudah menyiapkan terpal dan jeriken. Tandon air itu sudah disebar sehingga ketika air bersih datang bisa tertampung di peranti itu," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Umar Ghoni.

Krisis air di Bojonegoro terjadi di 50 desa pada 17 kecamatan. Seluruh desa itu dipastikan akan mendapat bantuan pasokan air bersih. (LD/BB/YK/BY/UL/RF/FB/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik