Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Bumdes Nubakame Kelola Air Minum Desa Berbasis Aplikasi

Alexander P Taum
19/9/2019 15:45
Bumdes Nubakame Kelola Air Minum Desa Berbasis Aplikasi
Gedung Kantor Bumdes Nubakame(MI/Alexander P Taum)

SUMBER daya alam berupa air minum bersih yang melimpah di Desa Nuba Mado, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menjadi modal desa untuk dikelola demi kemaslahatan masyarakat. Desa Nubamado menjadi salah satu desa yang menyuplai air bersih ke dalam Kota Lewoleba dan sekitarnya.

Setelah membentuk Bumdes Nubakame tahun 2017 lalu, pemerintah Desa
Nubamado pun menyertakan modal senilai Rp150 juta untuk dikelola. Menariknya, Bumdes desa setempat menerapkan pengelolaan tagihan air minum bagi 94 KK di Desa itu, berbasis aplikasi.

Kepala Desa Nubamado, Kunan Gaspar, mengatakan, sejak tahun 2017 lalu, pihaknya memutuskan untuk menyertakan modal senilai Rp150 juta untuk dikelola Bumdes Nubakame.

"Ada beberapa unit usaha, seperti pengelolaan air minum desa, jual beli sembako dan pembukaan lapangan kerja berupa potong rambut bagi para pemuda yang ada di Desa Nubamado. Dari total dana Rp150 juta tersebut, Bumdes setempat menitikberatkan pada pengelolaan air minum desa. Ke depan, saya sedang berjuang agar ada perusahaan air minumb dalam kemasan yang dapat merajai pasar di dalam kota Lewoleba. Sebab kami punya kualitas air minum bersih yang langsung bersumber dari mata air," ujar Kunan Gaspar kepada Media Indonesia, Kamis (19/9).

Sementara itu, Manajer Bumdes Nubakame Felix Buran mengatakan dalam pengelolaan tagihan air minum, pihaknya menggunakan aplikasi sehingga perhitungan tagihan dapat dilihat pelanggan secara daring maupun luring.

"Aplikasi tagihan air minum ini sangat membantu kami mengelola tagihan. Pengelolaan tagihan pun diupayakan agar tidak memberatkan masyarakat. Per meter kubiknya kami hargai Rp5.000 sedangkan pemakaian air minum tertinggi sebanyak Rp30 ribu, dibayarkan di kantor Bumdes setiap bulan. Sejauh ini kami sudah mengumpulkan Rp6 juta dari tagihan air minum bersih," ungkap Felix.

Baca juga: Kejari Lembata Pelajari Permintaan Awasi Proyek GOR

Dari hasil tersebut, digunakan sebagiannya untuk membayar upah staf Bumdes dan petugas pencatatan meteran. Sementara itu, bendahara Bumdes Nubakame, Elis Wajo, menjelaskan, tentang usaha jual beli beras dan sembako, pihak Bumdes mendatangkan beras dan dijual kepada pengusaha di desa, kemudian dijual kembali dengan harga yang sama dengan di Kota Lewoleba. Biasanya harga beras di desa dinaikan dua kali lipat.

"Kalau usaha potong rambut, sejauh ini berjalan baik, karena anak muda sangat antusias, namun kami menemui kendala seperti tidak konsistennya anak muda itu menjalani usaha potong rambut (salon). Sejauh ini kami belum dapat mengukur kinerja usaha potong rambut ini. Namanya anak muda, kadang melihat peluang usaha lebih bagus, mereka akan beralih" tutur Elis.

Meski begitu, kiprah bumdes Nubakame mengelola air minum desa berbasis aplikasi mendapat apresiasi dari pemerintah kecamatan dan kabupaten. Kepala Desa berharap dana desa yang dikelola oleh Bumdes dapat meningkatkan PADes yang ditargetkan meningkat pada tahun 2019.(OL-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik