Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
ACARA pamungkas Festival Tiga Gunung di Lembata, NTT, yang digelar Sabtu (31/8) petang, berlangsung meriah. Acara ini menyisakan decak kagum ribuan penonton yang memadati arena Bukit Cinta Lembata karena menampilkan karya seni kolosal.
Pasalnya, aksi sekitar tiga ribu penari Beku (tarian tradisional asal Leragere, Kecamatan Lebatukan) berkolaborasi dengan musik tradisional Tatong asal Lembata memberikan atraksi yang memanjakan mata. Karya seni yang memukau itu melalui proses koreografi yang matang. Koreografi kesenian kolosal itu digarap Dr Iwan Darmawan Dadijono, Asisten Koreografer Ayu Permatasari serta sejumlah dosen dari Institut Seni Yogyakarta. Tarian tradisional yang biasanya membosankan dibawakan dengan lebih dinamis namun tidak meninggalkan pakem tradisi budaya asli.
Menariknya, para penari Beku menari diatas bukit gundul yang baru saja terbakar. Bukit gundul itupun dijadikan panggung hiburan kolosal yang sangat memikat.
Disaksikan Media Indonesia, Sabtu (31/8), acara puncak event pariwisata tahunan di Lembata itu dikejutkan dengan perpaduan seni kolosal yang ditampilkan oleh penata artistik Dwi Heriyana dan Ahmad Ismail, tokoh teatrikal atau penyanyi Gabriella Fernandez, produser tarian kolosal Agusta Silvana Rosita serta penari Beku dari SD dan SMP Kecamatan Nubatukan dan Lebatukan.
Perpaduan musik tradisional Tatong (musik bambu dari wilayah Kedang) diaransemen sangat apik, berpadu dengan tiga ribuan lebih penari Beku di bukit gundul, Bukit Cinta.
Baca juga: Pemkab Lembata Siap Gelar Pamuncak Festival Tiga Gunung
Pertunjukan seni kolosal yang disaksikan oleh ribuan warga Lembata dan sejumlah pejabat dari pusat hingga kabupaten di NTT itu menampilkan penari Beku berjumlah 1.000 orang, penari Hedung Huri 40 orang, formasi F3G sebanyak 500 orang, penari Pagar Hidup 1.500 orang, dengan total penari 3.040 orang.
Karya kreativitas seni kolosal hasil kerja sama Dinas Pariwisata dan Dinas Pemuda dan Olahraga, SMA Negeri I Nubatukan dan SMP Negeri 1 Nubatukan berpadu dengan Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, karya koreografer Dr Iwan Darmawan Dadijono, Asisten Koreografer Ayu Permatasari.
Tak hanya itu, tarian Sole Oha saat menyambut tamu undangan pun tak kalah meriah. Para tamu VVIP pun larut dalam tarian Sole Oha Bersama para penari dari Ile Ape dan Adonara. Penampilan penari tradisional dari desa Udak dalam balutan pakaian asli dari kulit kayu dan rambut ijuk pun tak kalah memukau pengunjung. Pamungkas Festival Tiga Gunung pun memberi kesan sangat baik.
Bupati Eliazer Yentji Sunur mengatakan tarian Beku dengan melibatkan ribuan anak sekolah dimaksudkan agar anak-anak Lembata tetap melestarikan budaya terutama jenis tarian asli Lembata.
"Kita tidak hanya jual budaya, tapi kita juga jual atraksi budaya sebagai salah satu objek. Saya sangat optimis karena sudah didampingi Bank NTT. Bisa kita melakukan akselerasi atau percepatan, bukan hanya pariwisata tapi juga infrastruktur, saya sudah bicara dengan Pa Dirut Bank NTT Ishak Eduard Rihi untuk membantu peningkatan infrastruktur di dalam kota dengan mengalokasikan dana Rp200 miliar melalui dana apebility payment, ketersediaan dana dari Bank NTT," ujar Bupati Sunur.
Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur, mengatakan, Festival Tiga Gunung adalah strategi Pemerintah Kabupaten Lembata tidak saja untuk mendorong geliatnya pariwisata, tetapi juga mendorong pembangunan infrastruktur di Lembata.
Bupati menambahkan, tahun 2020, infrastruktur kota termasuk pariwisata kota, serta akses jalan yang menghubungkan kota dengan branding destinasi unggulan Lembata yakni Lamalera, akan dikerjakan karena sudah ada kesepakatan MOU dengan Bank NTT yang akan menggelontorkan dana Rp200 miliar.
"Infrastruktur dipilih lebih cepat, akses kota mungkin Lamalera barangkali, kan dia sudah masuk branding destinasi kita. Kita sudah punya legalisasi daerah berupa perda, kalau Bank NTT bilang iya, kita tinggal action membenahi infrastuktur jalan dan pariwisata kita," ujar
Bupati Sunur.(OL-5)
Selain bazar, acara ini menghadirkan pelatihan Bouquet Creative yang digagas Alvin dan diikuti lebih dari 100 ibu-ibu pelaku usaha kreatif.
Dari masyarakat, pedagang, pengunjung lokal dan domestik sampai turis mancanegara, mengagumi event budaya yang menjadi ciri khas Kota Pariaman ini.
Masuk daftar Karisma Event Nusantara (KEN) tahun lalu, festival ini kembali lolos kurasi Kementerian Pariwisata RI sebagai satu dari 110 kegiatan terbaik 2025.
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Festival ini merupakan inisiatif acara yang lahir dari Rembuk Kreatif Nasional GeKrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional)
Malam penutupan menampilkan dua film IMAX yang diproduksi di Indonesia: UNDER THE SEA karya Howard Hall (AS, Kanada) dan BORN TO BE WILD karya David Lickley (AS)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved