Headline
IKN bisa menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
SEMBILAN penumpang yang hilang pasca Kapal Layar Motor (KLM) Garuda Jaya mengalami kebocoran dan tenggelam di perairan Pulau Taliabu, Maluku Utara, belum ditemukan. Kepala Kantor SAR Palu Basrano mengatakan, kondisi di lapangan yang membuat korban belum ditemukan. Selain karena gelombang yang mencapai dua meter, juga pegaruh kecepatan angin hingga 15 knot.
"Ini sedikit menyulitkan seluruh tim SAR dalam operasi. Makanya sampai hari ini belum ada korban yang ditemukan," terangnya kepada Media Indonesia, Selasa (27/8).
Menurut Basrano, operasi telah berjalan empat hari dengan wilayah pencarian yang diperluas serta melibatkan kantor SAR Gorontalo dan Manado, Sulawesi Utara.
Hal tersebut dilakukan karena dimungkinkan sembilan korban tersebut mulai bergerak ke arah utara mendekati wilayah perairan pesisir utara Manado, dan perairan pesisir selatan Gorontalo.
"Kami sudah koordinasi dengan SAR Gorontalo dan Manado. Sampai saat ini operasi mereka masih nihil," ungkapnya.
Basrano menambahkan, operasi akan dilanjutkan Rabu (28/8), dengan posisi pencarian masih di wilayah yang sama.
"Semoga besok sudah ada tanda-tanda," tandasnya.
Berdasarkan data yang diterima dari kantor SAR Palu, ke sembilan korban adalah Jemin NM Botutihe ,28, Aladin Botutihe ,31, Moh. Iksal Botutihe ,29, Irpan Piyohu ,40, Aris Abdullah, Masrun Ishak ,36, Ramin Abdullah, Tahir Kusuma, dan Ajis Abdullah. Sembilan korban merupakan warga Gorontalo. Mereka menumpangi KLM Garuda Jaya dengan tujuan Pulau Taliabu untuk bekerja.
Humas Kantor SAR Palu Fatma menambahkan, lama waktu operasi tim SAR dilaksanakan sesuai dengan undang-undang 29 tentang pencarian dan pertolongan tahun 2014. Proses pencarian dan pertolongan dilaksanakan selama tujuh hari.
"Kami selalu berharap operasi SAR tidak harus sampai dengan tujuh hari. Artinya bahwa seluruh korban harus telah ditemukan," imbuhnya.
KLM Garuda Jaya mengangkut 14 orang termasuk anak buah kapal dan nakhoda. Kapal yang memiliki panjang 15 meter dan lebar empat meter itu berlayar dari Pelabuhan Lalong Luwuk, Kabupaten Banggai, dengan tujuan Pelabuhan Tikong Taliabu, Maluku Utara, pada Kamis (22/8) pukul 21.00 WITA. Perkiraan tiba kapal tersebut harusnya pukul 15.00 WITA keesokan harinya. Namun, pada pukul 23.00 WITA, kapal mengalami kebocoran.
baca juga: Dua SPBU di Kabupaten Badung Lakukan Kecurangan
Dari 14 penumpang yang menjadi korban, lima penumpang lainnya telah ditemukan tim SAR, Sabtu (24/8). Mereka adalah nakhoda Ali Sadi, 36, Kasman, 62, Ali Kois, 39, La Bobi, 36 dan Ali Tama, 34. Kelima korban selamat ditemukan pukul 11.00 WITA di Pulau Sonit, Kecamatan Bokan Kepulauan, Kabupaten Banggai Kepulauan. (OL-3)
Hal yang perlu diinvestigasi yakni umur kapal, kapan terkahir naik dok untuk perbaikan atau maintenance, ada kemungkinan pompa mengalami kerusakan dan pompa tidak ada cadangan.
Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya harus menjadi peringatan serius bagi sektor transportasi laut, terutama di jalur Ketapang-Gilimanuk.
Kami mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi, terutama yang berkaitan dengan angkutan laut, untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada saat ini.
SEBANYAK 29 orang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara itu 4 orang ditemukan meninggal dunia.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengonfirmasi insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya milik operator swasta PT Raputra Jaya pada Rabu (2/7) malam.
Mereka menyelamatkan diri dengan menggunakan sekoci sebelum akhirnya ditemukan di sekitar Pantai Cekik, tak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved