Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
HARGA cabai rawit di pasar tradisional di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, naik hingga 100%. Akibatnya, konsumen beralih mengonsumsi cabai kering.
Hal itu terpaksa dilakukan karena harga cabai rawit menjelang Iduladha melambung hingga Rp100 ribu per kilogram (kg).
Kenaikan harga cabai juga membuat konsumen resah. Mereka mengeluh, pendapat juga mengalami penurunan. "Harga cabai sekarang sudah seperti emas," keluh pedagang bakso di Kecamatan Dukun Gresik, Saodah, kepada Media Indonesia, Rabu (7/8).
Menurut dia, dengan mahalnya harga cabai itu membuatnya terpaksa mengunakan cabai kering. Cabai kering itu, kata dia, sengaja disiapkan untuk mengantisipasi kenaikkan harga cabai yang telah diprediksi setiap menjelang Lebaran tersebut. "Kita terpaksa pakai cabai kering," jelasnya.
Untuk kebutuhan warung bakso, dalam setiap hari Saodah membutuhkan sedikitnya 1 Kg cabai. Sebab selain bakso, dia juga berjualan menu lain yang membutuhkan cabai yang cukup untuk sambal pelengkap.
Baca juga: Kasus Sabu, Polisi Divonis 20 Tahun Penjara
Jika tetap mengunakan cabai segar, lanjut dia, dipastikan pendapatan yang diperolehnya menurun. Dengan beralih pada cabai kering, konsumen bisa lebih menghemat pengeluaran. Sebab, harga cabai kering setiap kilogram seharga Rp60 ribu.
Wartini, ibu rumah tangga di Kecamatan Panceng mengatakan, naiknya harga cabai rawit yang kini mencapai Rp100 ribu per Kg itu sangat memberatkan warga. "Ini bukan naik lagi tapi pindah harga," keluhnya.
Dikatakannya, kenaikan harga kisaran tersebut lebih tinggi daripada Lebaran Idulfitri. Sebab, pada lebaran lalu harga cabai berkisar Rp65 ribu per Kg.
Namun, pada musim kemarau saat ini harga cabai melambung hingga mencapai Rp100 ribu per kg. " Kami terpaksa berhemat, dengan memasak makanan yang tidak banyak mengunakan cabai," pungkasnya. (X-15)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved