Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
MENGENAKAN peci hitam, dengan celana panjang coklat dan baju biru, Mustolih, 23, sibuk dengan bibit tanaman. Ada sayuran sampai tanaman keras. Selang 10 menit kemudian, dia beranjak lagi. Kali ini, Mustolih mengecek pembuatan media tanam. Begitulah sebagian kegiatan Mustolih setiap harinya di Pondok Pesantren (Ponpes) Rubat Mbalong Ell Firdaus di Kedungreja, Cilacap, Jawa Tengah.
Ponpes Ell Firdaus agak berbeda dengan ponpes lainnya. Ponpes setempat sengaja membuat unit-unit usaha yang dikerjakan oleh para santri, tanpa mengganggu pelajaran mengaji maupun pendidikan formal di sekolah.
"Kalau saya kebetulan mengurus divisi pertanian, mulai dari pembibitan, media tanam dan pupuk organik. Pada 2014 lalu, ada juga program kawasan rumah pangan lestari (KRPL) dari Kantor Bank Indonesia (BI) Purwokerto. Waktu itu, kami membibitkan cabai. Bibitnya kemudian dibagi-bagikan kepada warga sekitar ponpes," jelas Mustolih.
Dia mengungkapkan, divisi yang dikoordinasikannya sudah menghasilkan pendapatan.
"Kami telah memproduksi pupuk cair dan padat. Kalau untuk padat harganya mencapai Rp1.000 per kg, sedangkan pupuk cair Rp10 ribu. Setiap bulannya, sudah dapat menghasilkan, meski baru Rp1 juta," katanya.
Di sekeliling kompleks Ponpes Ell Firdaus ada bangunan ruangan kecil-kecil. Di setiap ruangan itulah menjadi tempat usaha. Ada yang membuat media tanam jamur, ada tempat budidaya jamur tiram putih sampai memelihara lele. Unit usaha lainnya adalah pembuatan sandal dan sepatu, pembuatan ecobrick, budidaya magot tentara lalat hitam atau black
soldier fly (BSF) dan lainnya.
Yang menarik, kompleks ponpes tidak dikelilingi pagar tinggi. Bangunan-bangunannya menyatu dengan pemukiman penduduk, sehingga para santri dan masyarakat dapat saling berinteraksi.
"Bagi santri yang sudah tidak bersekolah lagi, maka akan sepenuhnya mengurus divisi masing-masing. Ada divisi pertanian, kemudian budidaya lele, magot, pembuatan sandal dan lainnya. Masing-masing punya penanggungjawabnya," ungkap Khusni, 19, santri yang juga Sekretaris Ponpes Ell Firdaus.
Khusni mengatakan, karena dirinya masih bersekolah di SMK yang tidak jauh dari ponpes, maka sejak pagi hingga sore tetap ikut belajar secara formal.
"Baru setelah sore hari, saya ikut serta dengan para santri lainnya sesuai dengan peminatan keterampilan. Anak yang sekolah tetap mengutamakan belajar. Setelah pulang sekolah ikut bekerja," ujarnya.
Khusni mengungkapkan pada malam hari, sehabis mangrib, seluruh santri diwajibkan menuntut ilmu agama. Berbagai macam ilmu dipelajari oleh para santri, dari mengaji hingga kajian hingga menjelang tengah malam.
Pendiri sekaligus Pimpinan Ponpes Rubat Mbalong Ell Firdaus KH Muhamad Achmad Hasan Mas'ud atau biasa disapa Gus Hasan mengatakan kalau ponpes setempat tak hanya membekali para santri dengan ilmu agama, namun mereka juga dilatih keterampilan dan kewirausahaan sesuai dengan minat dan bakatnya.
"Itulah mengapa ada sejumlah unit usaha yang dibangun di Ponpes Ell Firdaus. Selain sebagai sarana belajar keterampilan, unit usaha yang telah menghasilkan produk, dapat menopang kegiatan operasional ponpes. Termasuk untuk biaya hidup sehari-hari para santri. Apalagi, saat sekarang ada 250-an santri yang mondok di sini," jelas Gus Hasan.
baca juga: Irigasi Tanah Dangkal Bantu Atasi Petani Kekurangan Air
Terpisah, Manajer Unit Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Kunto Hari W mengatakan BI mulai menjalin kerja sama dengan Ponpes Ell Firdaus pada 2014. Awalnya, BI pusat bersama Kementerian Agama (Kemenag) menandatangani kerja sama.
"Kemudian kami di daerah sebagai kepanjangan tangan kantor pusat menjajaki kerja sama dengan ponpes. Salah satunya adalah Ell Firdaus melalui program KRPL. Dari situlah berlanjut sampai sekarang," kata Kunto. (OL-3)
KOPERASI diharapkan dapat ikut berperan aktif dalam pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM), kewirausahaan, penyediaan fasilitas modal kerja, dan pendampingan pengembangan usaha.
UKM Teater 28, Universitas Siliwangi menampilkan karya berjudul "Arah Menuju Temaram" dalam rangkaian Pentas Keliling 2025 dilakukan di Kota Tasikmalaya, Cirebon, Tegal dan Wonosobo.
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo memfasilitasi ekspor salah satu UMK binaan, yakni CV Agradaya Indonesia di ajang pameran Canadian Health Food Association (CHFA) Now 2025
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan ekosistem UKM terbesar di dunia
BNI menunjukkan komitmennya dalam mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia menjangkau pasar global.
izin untuk mengelola lahan tambang diberikan pada UKM dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). RUU Minerba tidak lagi mengatur perguruan tinggi mengelola izin usaha penambangan
PW RMI-NU Jakarta dan PAM Jaya Siapkan MoU Penyediaan Air Langsung Minum di Pesantren
MAJELIS Masyayikh menyelenggarakan Uji Publik Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Eksternal (SPMI–SPME) untuk Pendidikan Pesantren Jalur Nonformal
Penanaman jagung awal di ponpes tersebut di atas lahan sekitar satu hektare. Sementara benih ikan yang ditaburkan adalah nila sebanyak tiga ribu ekor.
DIREKTORAT Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk pertama kalinya menggelar Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) tingkat Internasional.
Kemenag menyebut program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menyasar siswa dan santri bisa melengkapi kebutuhan pemeriksaan kesehatan di pesantren.
Untuk bisa mengakses peluang beasiswa kampus-kampus internasional di luar negeri dan dalam negeri, menurut Kyai Imjaz, bahasa Inggris menjadi kunci yang wajib dimiliki.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved