Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Emil: PLN Penyebab Lambatnya Realisasi TPPAS Legok Nangka

Bayu Anggoro
17/7/2019 12:07
Emil: PLN Penyebab Lambatnya Realisasi TPPAS Legok Nangka
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil(MI/Bayu Anggoro )

GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menilai PLN menjadi salah satu penyebab lambatnya realisasi Tempat Pemilahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di Kabupaten Bandung. Rencananya TPPAS ini akan mengubah sampah menjadi listrik yang nantinya akan dijual ke BUMN tersebut.

Emil menyampaikan hal ini saat menghadiri rapat dengan Presiden Joko Widodo pada Selasa (16/7). Menurutnya PLN terlalu lama dalam membahas rencana tersebut meski peraturan presiden yang menjadi payung hukumnya sudah keluar. Harga jual yang akan ditetapkan dianggap belum sepakat padahal angkanya sudah keluar.

"PLN masih mengkaji-kaji, padahal perpres sudah menyebutkan. Harga sudah dipatok US$13,3 sen per kwh," kata Emil di Bandung, Rabu (17/7).

Seharusnya, tambah dia, pembahasan hal-hal seperti ini tidak perlu dilakukan lagi sehingga nantinya tinggal dilaksanakan lelang
investasinya.

"Jangan dibahas lagi. Kemarin masih dibahas-bahas. Itu yang memperlambat PLTSA tipe yang menjadi listrik," lanjutnya.

Menurutnya, pembahasan terlalu lama seperti yang dilakukan PLN ini tidak terjadi pada TPPAS Nambo di Kabupaten Bogor yang mengubah sampah menjadi bahan bakar untuk pembuatan semen.

"Intinya hanya yang dijual ke PLN yang macet," kata Emil.

baca juga: Sudah 28 Tahun Siswa SDN Cikandodng Belajar di Lantai

Meski begitu, Emil menyebut lelang investasi TPPAS Legok Nangka mulai dilakukan pada Agustus mendatang. Saat ini rencana konsultasi  tersebut telah selesai dilakukan dengan JICA, konsultan asal Jepang. Pada kesempatan sama Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa mengatakan, saat ini peminat lelang TPPAS Legok Nangka sudah banyak. Namun, pihaknya akan hati-hati dalam melakukannya agar benar-benar mampu memilih teknologi yang terbaik. Selain memiliki teknologi terbaik, investor pun harus memiliki kemampuan finansial yang baik agar proses pembangunannya berjalan lancar.

"Kami melalui Dinas Lingkungan Hidup sudah menentukan persyaratan investor. Kita terbuka, tapi teknologinya harus waste to energy," katanya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik