Doni Monardo: BNPB Kehilangan Pahlawan Kemanusiaan

Widjajadi
08/7/2019 18:17
Doni Monardo: BNPB Kehilangan Pahlawan Kemanusiaan
Kepala BNPB Doni Mondardo dengan latar belakang keluarga almarhum Sutopo Purwo NUgroho saat upacara pemakaman di Boyolali, Senin (8/7).(MI/Widjajadi)

LAUTAN manusia sudah menyesaki rumah di Jl Jambu, Kampung Suradadi RT 07/RW 09, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, kabupaten Boyolali, Senin (8/7) pagi, ketika jenazah almarhum Sutopo Purwo Nugroho berada dalam peti mati berbalut bendera merah putih itu diturunkan dari mobil ambulans yang membawanya dari Bandara Adi Sumarmo, Boyolali.

Saat jenazah sang pahlawan kemanusiaan itu tiba di rumah duka dari penerbangan Jakarta-Boyolali, jarum jam menunjuk pukul 07.25 WIB. Isak tangis pilu anggota keluarga pecah saat peti berisi jenazah Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diusung masuk ke rumah.

Sri Rusmandari, ibunda almarhum Sutopo, harus digotong sejumlah warga dan petugas BPBD, karena tidak mampu berjalan turun dari mobil menuju rumah duka. Ayahnda almarhum, Suharsono, yang berbaju batik coklat dengan tegar menyalami para pelayat yang berada di halaman dan jalan depan rumah.

Wajah sedih dan duka juga menyelimuti para pelayat. Terutama para sejawat almarhum Sutopo di BNPB dan BPBD.

Baca juga: Keluarga Sutopo Sudah Punya Firasat Sejak Pekan Lalu

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo yang bertindak sebagai inspektur upacara pemberangkatan dan pemakaman jenazah suami Retno Utami Yulianingsih juga tampak duka. Dalam pidato singkatnya, Monardo menyebut almarhum sebagai sosok nyata pahlawan kemanusiaan.

"Kita semua sangat kehilangan Pak Topo. Almarhum merupakan pahlawan kemanusiaan," ungkap mantan Danjen Kopassus di hadapan ribuan pelayat yang memenuhi halaman dan sepanjang jalan Jambu.

Di tengah tetes air mata anggota keluarga, Doni melanjutkan, almarhum merupakan sosok aparatur sipil negara (ASN) yang tangguh, bekerja tanpa pamrih, dan juga ikhlas sepenuh hati. Semasa hidupnya, Sutopo merupakan sosok sangat penting dan telah membesarkan BNPB.

Suasana sangat hening dan haru, saat mantan Danjen Kopassus itu menyebut almarhum sebagai sosok sangat humanis dalam bekerja, dan cepat serta sigap di dalam memberikan informasi dan berita terkait kebencanaan di tanah air.

"Kecepatan pemikiran beliau dalam menganalisa atas kebencanaan yang muncul, sangat memberi kemudahan para sejawat dan petugas lapanagn dalam melaksanakan langkah langkah kedaruratan," pungkas Doni di pemakaman.

Pemakaman jenazah Sutopo Purwo menunjukkan suasana yang berlangsung haru. Ratusan pelayat yang merupakan petugas BPBD dari berbagai daerah dan juga tetangga almarhum, memilih berjalan kaki menuju TPU Sonolayu yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi pahlawan kemanusiaan itu. Jarak rumah duka dengan TPU Sonolayu tidak lebih dari 1 km.

Pemakaman Sutopo dimulai sekitar pukul 09.00 WIB. Istri almarhum Retno Utami Yulianingsih pingsan saat peti jenazah almarhum suaminya dimasukkan ke mobil jenazah untuk dibawa menuju pemakaman.

Upacara kenegaraan yang mengiringi pemakaman jenazah Sutopo terlihat khidmat. Sebelum jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat, Doni Monardo masih memimpin upacara penghormatan terakhir terhadap almarhum.

Kedua orangtua almarhum, Suharsono-Sri Rusmandari, dan juga istri dan kedua anak almarhum berdiri tegar saat jenazah dimasukkan ke dalam liang lahat. Mereka masih kuat melakukan tabur bunga di atas pusara orang yang dikasihi semasa hidupnya.

Putra pertama mendiang, Muhammad Ibanka Rizaldi menilai, almarhum ayahandanya merupakan orang yang memiliki dedikasi tinggi untuk negara dan bangsa. "Semua yang dilakukan ayah itu selalu untuk kepentingan dan sesuatu yang lebih besar," ungkap dia.

Sedang Suharsono yang merupakan ayah Sutopo mengatakan, anaknya sejak kecil hingga berumah tangga merupakan sosok yang sangat familiar dan humanis.

"Ya ini mungkin karena kesukaan membaca sejak  masa kecil. Ia kutu buku dan banyak pengetahuan, yang memudahkan dirinya dalam bekerja," tutur Suharsono.

Almarhum Sutopo Purwo Nugroho, 50, meninggal dalam perawatan di Guangzou Modern Hospital Tiongkok pada Minggu (7/7) karena mengidap kanker paru paru yang disandang sejak 2018. (X-15)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya