Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEKITAR 100 lebih pengukir Jepara, Jawa Tengah, antusias ikuti sertifikasi profesi kriya ukir. Mereka bersiap menghadapi persaingan global dan sekaligus mengukuhkan keahlian dalam kegiatan mengukir di masyarakat.
Produk ukir telah dikenal di belahan dunia dalam berbagai bentuk kerajinan. Khususnya furnitur dan mebel, kondisi ini yang menjadikan banyak negara untuk bergerak dalam bisnis ini. Jepara sebagai daerah ukiran yang memiliki tenaga kerja bidang ukir mencapai 5.000-7.000 orang juga harus bersaing. Tidak saja dengan perajin ukir tradisional dari dalam negeri seperti Bali, tetapi juga luar negeri yang menggunakan peralatan modern dalam memproduksi ukiran.
Lantaran itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama Resarch Media Group (RCMG) dan didukung Lestari Moerdijat mengadakan sertifikasi profesi perajin kriya kayu ukir Jepara selama dua hari Jumat (28/6) dan Sabtu (29/6). Diikuti oleh 115 peserta baik itu perajin ukir, pelajar SMK, maupun masyarakat, dan penggiat ukir.
Sertifikasi profesi perajin kriya ukir diselenggarakan untuk ketiga kalinya sejak 2018 dan 2019.
"Antusias para perajin dan penggiat ukir Jepara cukup besar, sehingga tidak menutup kemungkinan akan diadakan lagi sertifikasi profesi ini ke depan di Jepara," kata ketua panitia Budi Triwinanta.
Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Bekraf Sabartua Tampubolon mengatakan, program ini merupakan langkah untuk meningkatkan diri bagi perajin, selain upaya membentengi kesenian dan budaya kreatif warga dari desakan jaman.
Dalam rangka menunjang pencapaian tugas dan fungsi tersebut, lanjut Sabatua, pengembangan ekonomi kreatif dinilai tepat karena sektor ini dapat menjadi kekuatan baru pusat pertumbuhan ekonomi. Menjadi akses untuk peroleh lapangan kerja yang semakin berkualitas, ujar Sabartua, perbaikan kesejahteraan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi anak bangsa.
Pembentukan pasar tunggal, demikian Sabartua Tampubolon, yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara, sehingga kompetisi akan semakin ketat karena MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional.
"Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di ekonomi kreatif membutuhkan suatu formalisasi yang lebih baik dan tepat mengenai pekerjaan profesi yang berkaitan dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatannya," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Furniture dan Kayu Olahan (LSP Furniko) Indonesia Mukhtar Arifin mengatakan dalam perkembangan global yang terjadi saat ini, para perajin tidak lagi dapat berdiam diri dalam menghadapi persaingan global. (N-2)
Produksi Kerajinan Patung Garuda Pancasila
Splendore Workshop memberikan ruang bagi orang-orang yang ingin belajar perajutan benang
Kain-kain batik yang menonjolkan motif khas daerah asal hingga produk kerajinan berbahan dasar limbah kayu menyita perhatian pengunjung.
Mantan pecandu narkoba diberi pelatihan dan barang buatannya dipasarkan melalui toko daring beralamat www.tokostopnarkoba.com
Penyelenggaraan JakCraft tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-11 dan melibatkan sebanyak 46 perajin yang terdiri dari perajin bidang fashion, perabot rumah tangga, dan kuliner.
Yohanis mengatakan produk yang dibuat oleh warga binaan tersebut terdiri kaos, lukisan, dan pernak-pernik. Warga Binaan mendapatkan pelatihan dari Kemensos dan BLK
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved