Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KERUSUHAN yang terjadi hampir berbarengan di tiga wilayah Timur Indonesia yakni, Buton, Kupang dan Adonara pada Hari Raya Idul Fitri dinilai pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin sebagai manifestasi kekecewaaan dan pertentangan yang ada di masyarakat.
"Konflik itu karena ada gesekan, ada kekecewaan, ada yang menyulut, atau ada pertentangan di masyarakat. Sehingga muncullah bentrok, kerusuhan dan lain sebagainya. Bisa saja ada sesuatu yang lama terpendam, lalu meledak di Hari Raya Idul Fitri," terang Ujang saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (7/6).
Ujang menilai, secara alamiah, konflik merupakan bagian dari interaksi sosial masyarakat yang niscaya terjadi. Namun, untuk dapat menggolongkan suatu konflik semata-mata merupakan konflik sosial ataukah konflik politik yang sengaja diciptakan sebagai upaya destabilisasi nasional, Ujang mengungkapkan, harus mendalami penyebabnya terlebih dahulu dengan seksama, serta menunggu hasil penyidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
"Apakah memang ada yang memancing di air keruh sehingga menjadi konflik secara nasional, saya tidak bisa menjawab itu karena harus mendalami. Sejatinya nanti mungkin yang bisa menjawab itu kepolisian apakah tadi konfliknya hanya konflik sosial atau konflik politik yang berujung kekecewaan yang bisa memicu skala nasional," ujar Ujang yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR).
Baca juga: Pemerintah Janji Ganti Rumah Warga Terbakar Pascabentrok Buton
Di sisi yang lain, Ujang menilai aspek geografis juga turut memicu terjadinya konflik di suatu daerah, dengan wilayah Kupang dan Adonara memiliki frekuensi konflik yang cukup tinggi.
Ujang berpendapat, dengan geografis yang gersang dan panas di wilayah tersebut, berimplikasi pada sosiologis masyarakatnya menjadi rentan terpantik hal-hal yang tidak disukai atau keributan-keributan kecil yang terjadi.
Oleh sebab itu, untuk dapat mengantisipasi konflik tersebut kembali pecah dan dapat mengganggu stabilitas nasional, Ujang mengungkapkan pemerintah, khususnya pihak kepolisian, harus mampu menggunakan pendekatan kultural-keagamaan sesuai dengan karakteristik masyarakat di masing-masing wilayah di Indonesia yang rentan terjadi konflik.
"Polisi harus mampu meredam dengan cara pendekatan-pendekatan yang berbudaya, yang terkait dengan keagamaan di masing-masing wilayah," pungkas Ujang.
Bentrok antara Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya, Buton, yang terjadi pada Rabu (5/6) mengakibatkan 87 rumah terbakar.
Sedangkan bentrokan antara dua perguruan pencak silat di Desa Manusak, Kupang, pada Kamis (6/6) mengakibatkan sedikitnya 1 orang tewas dan 4 orang luka-luka.
Begitu juga dengan keributan yang terjadi antara warga Desa Nubalema 2 dan warga Desa Wewit di Adonara, Flores, pada Kamis (6/6) yang mengakibatkan 1 orang tewas dan 3 orang lainnya luka. (OL-2)
Gedung Putih menegaskan akan menyelidiki siapa dalang dibalik pemberontakan di wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Impas) Agus Andrianto diminta tanggung jawab karena gagal mengelola lembaga pemasyarakatan (lapas).
Sebanyak 56 narapidana dari Lapas Narkotika Muara Beliti yang berbuat kerusuhan dipindahkan ke Lapas dengan pengamanan super maksimum di Pulau Nusakambangan.
KERUSUHAN terjadi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan. Kini dilaporkan kondisinya sudah kondusif
1 Mei diperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day. Hari tersebut adalah sebuah peringatan atas solidaritas pekerja yang merujuk pada peristiwa kerusuhan Haymarket
MK memutuskan tindakan penyebaran informasi atau dokumen elektronik yang memuat pemberitahuan bohong atau hoaks dapat dipidana jika menimbulkan kerusuhan di ruang fisik. UU ITE
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved