Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMERINTAH meminta delapan importir untuk mengosongkan stok mereka untuk segera dilempar ke pasar. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan harga.
Demikian diungkapkan Staf Ahli Kementerian Perdagangan (Kemendag), Lasminingsih, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di tiga pasar di Provinsi Bali, kemarin. Pada kesempatan itu, tiga pasar, yaitu Pasar Nyanggelan Panjer, Pasar Badung, dan Pasar Agung Desa Peninjoan Denpasar menjadi sasaran sidak.
Sidak dilakukan Kemendag untuk mengetahui stabilitas harga dan ketersediaan stok bahan pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri. Lasminingsih menerangkan, sejak 18 April 2019, kedelapan importir itu sudah melakukan operasi pasar.
“Jadi, yang melakukan operasi pasar bukan Bulog atau pemerintah, melainkan para importir itu,” kata Lasminingsih. Para importir tersebut, menurut rencana, akan melakukan operasi pasar di 11 provinsi di Indonesia.
Adapun peran Bulog ialah hanya membantu, yakni menggelar operasi pasar di beberapa wilayah yang tidak digarap oleh para importir. Sejauh ini, operasi pasar sudah digelar di Jakarta, Bandung, Palangkaraya dan beberapa kota lainnya.
“Saya belum tahu apakah Bali juga menjadi target para importir untuk melakukan operasi pasar. Nanti saya cek. Kalau memang diperlukan, nanti akan dikoordinasikan lagi,” terangnya.
Dia melanjutkan, pemerintah telah menjamin stabilitas harga secara nasional, termasuk menjelang hari besar keagamaan. Meski begitu, menurutnya, pemerintah menyadari saat ini harga bawang putih dan bawang merah telah terkerek hingga Rp40 ribu per kilogram. Bahkan, di Bali harga kedua komoditas itu sempat naik hingga Rp45 ribu per kilogram.
Musim panen
Sementara itu, terkait kenaikan harga bawang putih dan bawang merah, Lasminingsih mengatakan dipicu musim panen petani bawang di Indonesia yang rata-rata berlangsung mulai akhir April 2019. Sebagai informasi, petani bawang di Tanah Air tersebar di Brebes, Demak, Nganjuk dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia.
“Kenaikan harga disebabkan kekurang-an stok, karena petani kita baru mulai akan panen pada akhir April ini. Setelah itu, kita pastikan harga akan stabil kembali. Kenaikannya memang sudah sampai Rp40 ribu, tapi stok masih ada, tidak sampai habis. Pemerintah tidak diam saja, tetapi membantu memecahkan masalah ini. Bawang akan segera panen,” urainya.
Dia melanjutkan, jika suplai mencukupi, harga bawang merah dan bawang putih akan segera stabil. Berdasarkan catatan, pada tahun sebelumnya, kenaikan harga komoditas itu hanya menyentuh level Rp30 ribu per kilogram.
Harga bawang merah dan bawang putih di level tersebut, masih berada dalam koridor toleransi menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Sementara itu, dalam menanggapi kenaikan harga yang telah melampaui Rp30 ribu per kilogram, Lasminingsih menegaskan pemerintah akan menjamin harga-harga tetap stabil hingga Hari Raya Idul Fitri.
“Pemerintah bukan hanya menjamin, tetapi sangat berharap agar harga bahan pokok terus stabil. Sebab, hal itu sudah menjadi tugas pemerintah untuk menjamin stabilitas harga secara nasional,” pungkasnya. (N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved