Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
UJIAN nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat sekolah menengah pertama (SMP) yang digelar secara serentak di Tanah Air, masih jauh dari harapan para siswa. Pasalnya, baik sarana komputer, listrik, maupun jaringan internet masih sulit di jangkau sekolah-sekolah di daerah terpencil.
Salah satu wilayah yang mengalami hal itu di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di sana, dari 98 SMP, hanya 17 sekolah yang memiliki kelengkapan fasilitas UNBK.
“Di sekolah kami tidak ada listrik dan jaringan internet.Hampir separuh dari total sekolah di kabupaten ini minim fasislitas,” kata siswi SMP di Kecamatan Sanonggoang, NTT, Hasni Sumiati.
Lain halnya dengan delapan SMP di Kota Tasikmalaya. Sekolah-sekolah tersebut belum siap menggelar UNBK lantaran fasilitas komputer belum tersedia. Penyebabnya ialah minimnya anggaran pemerintah daerah.
“Untuk UNBK SMP di Kota Tasikmalaya, delapan sekolah belum siap karena APBD untuk pendidikan hanya 10% per tahun,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tasikmalaya, Budiaman.
Terpisah, di Provinsi Bangka Belitung (Babel), UNBK akan diikuti 22.261 siswa. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Babel Muhammad Soleh, mengatakan, peserta yang ikut UNBK terdiri atas 19.430 siswa SMP dan 2.831 dari MTS.
Di Kota Semarang, UNBK akan diikuti 23.796 siswa SMP dan sederajat. Disdik Kota Semarang telah memasang 298 peladen dan 9.601 client.
Sementara itu, seluruh SMP di Klaten, Jawa Tengah, dinyatakan siap mengikuti UNBK. Dari 114 sekolah yang siap menggelar UNBK, 65 di antaranya sekolah negeri dan 49 lainnya swasta.
“Memang masih ada kendala sarana komputer, terutama sekolah swasta. Tapi hal itu dapat diatasi dengan meminjam komputer dari guru dan sekolah lain,” kata Plt Kepala Disdik Klaten, Sri Nugroho.
Adapun pelaksanaan UNBK di Kota Yogyakarta akan diikuti 7.993 siswa. Namun, Kepala Bagian Pembinaan SMP Disdik Kota Yogyakarta, Dedi Budiono, mengatakan, sejumlah sekolah terpaksa menumpang di sekolah lain. (JL/AD/RF/AS/JS/AU/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved