Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

DBD Hantui Sumba Timur

(PO/N-3)
17/4/2019 23:30
DBD Hantui Sumba Timur
Fooging guna memberantas penyebaran nyamuk Adedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD).(ANTARA FOTO/Andika)

JUMLAH korban meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD) di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah. Hingga kemarin, jumlah korban meninggal akibat serangan penyakit mematikan itu telah mencapai 18 orang.

“Sebenarnya, kasus DBD yang terjadi di Sumba Timur sudah menurun. Begitu pula jumlah korban meninggal, bertahan di angka 17. Akan tetapi, kemarin, ada lagi satu korban meninggal sehingga jumlahnya bertambah menjadi 18 orang,” kata dokter Lely Harakai, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha, Waingapu, Sumba Timur, kepada Media Indonesia, Rabu (17/4).

Lely menjelaskan, sebelum meninggal, pasien tersebut tiba di RSUD Umbu Rara Meha setelah dirujuk dari rumah sakit lain. Saat masuk ke RSUD Umbu Rara Meha, pasien sudah dalam kondisi gawat dan mengkhawatirkan. “Pasien masuk ke RSUD dalam kondisi sudah mengalami pendarahan,” terangnya.

Sebagai informasi, RSUD Umbu Rara Meha memang sudah biasa menerima pasien DBD dalam kondisi gawat, yaitu dari level 2 hingga 4 atau dalam kondisi dengue shock syndrome (DSS).

“Hanya sedikit pasien yang masuk kondisi demam tinggi,” imbuhnya.

Masuknya pasien dalam kondisi ­gawat disebabkan banyaknya keluarga yang terlambat membawa anggota keluarga mereka yang terkena DBD ke rumah sakit.

Hal itu karena pihak keluarga mengira pasien hanya menderita flu dan demam biasa. Namun, meski jumlah korban meninggal bertambah, menurut dokter Lely, saat ini pasien DBD yang dirawat di RSUD tersebut justru terus menurun jika dibandingkan dengan periode Januari hingga Maret 2019.

“Saat ini, pasien penderita DBD yang dirawat hanya belasan orang. Angka ini berbeda dengan jumlah pasien yang dirawat pada periode sebelumnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi NTT terus berupaya meredam bertambahnya angka kematian akibat DBD. Hal yang dilakukan ialah dengan mengimbau masyarakat membantu upaya pemerintah dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pemprov NTT menyatakan peran aktif masyarakat sangat penting dalam mendukung para petugas dinas kesehatan memberantas jentik-jentik nyamuk DBD. (PO/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya