Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
BALAI Teknik Perke-retaapian Wilayah Sumatra Bagian Utara akan segera mengoperasikan jalur layang kereta api Medan-Kualanamu.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatra Bagian Utara, Fakhrul Rivai, mengungkapkan proses pembangunan fisik jalur layang sudah mencapai 98% sekaligus memasuki tahap uji coba. “Rencananya rel layang akan dioperasikan bulan ini, tetapi kami belum bisa memastikan tanggal berapa,” ujarnya, Senin (8/4)
Dia menjelaskan, jalur la-yang rel kereta api pertama di Kota Medan ini tinggal pengerjaan finishing dan perbaikan. Setelah rampung, pengoperasian jalur layang tersebut diyakininya dapat membantu mengurai kemacetan lalu lintas jalan raya dan mengurangi kepadatan kereta api di jalur bawah.
“Setelah jalur layang selesai akan ada kereta api melintas setengah jam sekali, sedangkan di jalur bawah melintas setiap dua jam sekali,” sambungnya.
Pengoperasian jalur ini juga dapat mendukung peningkatan frekuensi kereta ke Bandara Kualanamu, Deliserdang, menjadi 70 kali per hari.
Hingga kini, kereta bandara yang dioperasikan PT Railink Indonesia hanya melintas 40 kali dalam sehari. Dengan jalur layang, waktu tempuh kereta bandara pun kan semakin cepat, hanya menghabiskan 20 menit.
Selain membangun jalur layang, jelas Fakhrul, pi-haknya juga merenovasi sejumlah stasiun. Stasiun dibuat lebih longgar agar memberikan akses yang luas kepada penumpang, misalnya Stasiun Bandar Klippa. Selama ini stasiun tersebut hanya berjarak 20 meter dari jalan sehingga sering menimbulkan kemacetan.
“Pembangunan rel layang dan stasiun, termasuk sarana sinyal kereta api, memakan biaya sekitar Rp2 triliun,” ungkap Fakhrul.
Tol Bengkulu-Sumsel
Sementara itu, pemerintah juga akan membangun tol yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Provnisi Sumatra Selatan (Sumsel). Pembangunannya dimulai pada Mei 2019.
Manager Proyek Divisi Tol dari PT Hutama Karya Hasan Turcahyo mengatakan, tol ini akan dimulai dari Indralaya sebagai titik awal, melintasi Muara Enim, dan berujung di Curup, Bengkulu. Pembangunannya ditargetkan selesai 2 tahun dengan panjang total 447 kilometer.
“Tol Sumsel-Bengkulu akan dibagi menjadi tiga ruas, yakni simpang Indralaya-Muara Enim, Prabumulih-Muara Enim, dan Muara Enim-Linggau-Curup, Bengkulu,” ungkap Hasan.
Dana yang dibutuhkan sekitar Rp100 miliar per kilometer, nilainya sama dengan pengerjaan Tol Palembang-Indralaya.
Pembangunan tol ini merupakan bagian dari proyek nasional Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang diprioritaskan pada 2019-2023. Tol ini memangkas waktu tempuh yang diperlukan untuk melintasi provinsi Sumsel dan Bengkulu sekitar 2 jam. (YP/DW/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved