Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
UNTUK mengatasi bencana longsor, daerah mulai mengantisipasi dengan berbagai cara. Seperti di perbatasan Kabupaten Solok dengan Kota Padang dan Sitinjau Laut, terdapat enam titik rawan longsor yang kini ditanami pohon jenis akar wangi (vetiver).
Aksi penanaman pohon untuk mencegah longsor dilakukan Korem 032/WBR, Kodim 0312/Padang, Yonif 133/Yudha Sakti, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Ikatan Trail Adventure Sumbar, Nissan Terano Club Sumbar, Orari Gracida Kota Padang, dan warga binaan LP Kelas II Padang, Senin (8/4).
Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Edi Hasymi, mengatakan berbagai upaya mitigasi bencana perlu dilakukan untuk mengurangi risiko yang terjadi akibat bencana. Seperti jalur Padang-Solok bila terjadi longsor, seluruh akses jalan nasional terhambat dan tidak bisa dilewati kendaraan apa pun.
“Untuk itu, kita tanami pohon akar wangi untuk menahan terjadinya longsor. Tanaman ini dapat mencegah longsor, banjir, erosi, sedimentasi, dan memperbaiki kualitas tanah,” terang Edi.
Ancaman longsor juga terjadi di Kampung Cilimus Mekarsari, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Warga khawatir pergerakan tanah semakin melebar dan mengancam jiwa mereka. Berdasarkan keterangan warga, rekahan tanah sepanjang 50 meter sudah terjadi di bukit sejak Maret lalu.
Akibat tingginya intensitas hujan, rekahan tanah bertambah parah dan menyebabkan tanah ambrol dengan panjang 8 meter.
Dari Kalimantan Selatan, BPBD setempat mengeluarkan imbauan agar masyarakat dan pendaki untuk mewaspadai jalur pendakian Gunung Meratus.
“Tidak ada larangan untuk pendakian ke Meratus. Tetapi kita mengimbau agar para pendaki waspada, mengingat kawasan pegunungan Meratus termasuk jalur pendakian kerap mengalami banjir bandang dari bagian atas dan bencana longsor,” tutur Kepala BPBD Kalsel, Wahyudin Ujud.
Siaga banjir
Selain longsor, banjir juga masih mengancam sejumlah daerah. Debit air Sungai Cimaja di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meluap menyebabkan jembatan Cisarua hanyut terbawa air. Akibatnya akses penghubung Desa Sirnarasa dengan Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, terputus.
“Terbawa hanyutnya Jembatan Cisarua terjadi saat hujan deras. Debit air Sungai Cimaja yang meluap akibat irigasi jebol. Peristiwa itu mengakibatkan bangunan jembatan hanyut,” kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Grobogan dan Semarang, Jawa Tengah. Ratusan rumah di beberapa kecamatan terendam banjir. Namun, peristiwa itu tidak menyebabkan warga mengungsi. Banjir dengan ketinggian air 20-30 cm sejak dini hari. Warga berusaha membendung air dengan karung berisi pasir dan membersihkan lumpur yang masuk ke rumah warga.
Masih terkait dengan banjir, Kepala BPBD Provinsi Bangka Belitung, Mikron Antariksa, mengakui penanganan banjir di wilayah itu belum bisa optimal. Saat ini penanganan yang dilakukan hanya mengurangi durasi genangan.
“Kalau banjir masih tetap ada, apa saja yang dilakukan berbagai pihak untuk penanganan banjir ini hanya bersifat mengurangi, bukan menghilangkan banjir itu sendiri,” kata Mikron.
Dia mengungkapkan untuk penanganan banjir di sejumlah wilayah, seperti Pangkalpinang, Muntok, Bangka Barat, dan Bangka, membutuhkan anggaran tidak sedikit.
“Anggaran penanganan banjir ini besar di atas Rp500 miliar. Kita tidak punya anggaran itu dan yang dilakukan saat ini baru sebatas mengurangi,” ujarnya. (DG/BB/AS/RF/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved