Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
TIM Deputi IV Menko Kemaritiman bersama Perum Jasa Tirta (PJT) II didampingi Satgas Citarum Harum Sektor 22 meninjau progres penataan hulu Sungai Citarum di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Mereka melihat langsung penanganan dampak pencemaran Sungai Citarum, salah satunya pengelolaan limbah kotoran sapi yang sudah berjalan di beberapa desa di Kecamatan Lembang.
Staf Deputi IV Menko Kemaritiman, Reni Romaulina, menyatakan permasalahan Sungai Citarum sangat kompleks sebab di hulunya masih kotor tercemar limbah, salah satunya berasal dari kotoran sapi.
"Hari ini, kami kunjungan ke beberapa lokasi. Air sungai yang harusnya di hulunya bersih, tetapi warnanya masih hijau. Dengan ke lapangan, makin mendorong kita untuk melakukan sesuatu," katanya, kemarin.
Dari hasil peninjauan di lapangan, beberapa upaya sudah dilakukan Satgas Citarum Harum Sektor 22 bersama masyarakat dalam menanggulangi pencemaran Sungai Citarum di antaranya dengan membuat kompos berbahan kotoran sapi dan lain-lainnya.
"Cuma ini baru langkah kecilnya. Harapannya, nanti mungkin bisa di bawa ke pusat, didiskusikan dengan Satgas Citarum, bisa dikolaborasikan dengan pengusaha agar ada solusi nyata untuk Citarum Harum," ujarnya.
Menurut dia, persoalan yang terjadi di Sungai Citarum dapat benar-benar diselesaikan bila ada koordinasi maksimal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah beserta stakeholder terkait lainnya.
"Tanpa adanya dukungan pemerintah akan susah karena kendala regulasi, lahan, dan sebagainya. Perlu sinergi yang lebih baik lagi. Nanti mungkin bisa didiskusikan dan dicari jalan keluarnya," jelasnya.
Terintegrasi
Komandan Sektor 22 Citarum Harum, Kolonel Inf Asep Rahman Taufik menerangkan, dalam sehari diperkirakan terdapat sekitar 250 ton kotoran sapi yang masuk ke aliran Sungai Citarum dari peternakan sapi di kawasan Lembang. Namun, saat ini yang tertangani baru sekitar 40%.
"Akar permasalahan limbah di sini adalah kotoran sapi yang dihasilkan dari 22.500 ekor sapi. Upaya-upaya nyata yang sudah dilakukan adalah memanfaatkan kotoran sapi untuk biodigester, budi daya cacing, pengomposan, serta penggunaan air limbah untuk menyiram pakan sapi," ungkap Asep.
Dia menyatakan, program Citarum Harum yang dicanangkan Presiden Joko Widodo harus terlaksana dengan baik dan terintegrasi. Oleh karena itu, pihaknya berharap ada diskusi dan solusi yang ditawarkan pada 2019 serta tahun-tahun berikutnya supaya permasalahan di hulu sungai ini bisa cepat teratasi.
"Masih banyak permasalahan harus menjadi perhatian kita semua, mudah-mudahan upaya yang sedang dilakukan bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan," jelas Asep.
Penanganan Sungai Citarum itu dilakukan dengan kerja sama secara lintas sektoral. Kementerian LHK misalnya, ikut menangani daerah aliran sungai (DAS) seperti di Kabupaten Cianjur. (N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved