Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
SETELAH lama vakum, akhirnya Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA) yang dibangun di wilayah Banyuasin, Sumatra Selatan (Sumsel) resmi beroperasi. Pelabuhan di atas lahan 8 hektare (ha) itu sudah mulai digunakan untuk bongkar muat kapal ukuran besar di wilayah Sumsel.
Sebelumnya, pelabuhan TAA diujicoba sejak 5 Desember 2018 selama hampir 3 bulan. Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, pelabuhan ini bukan sekadar memberi nilai tambah dari sisi ekonomi, melainkan dapat memangkas ongkos komoditas unggulan Sumsel yang selama ini dikirim melalui Lampung dan harus berlabuh di Pelabuhan Boom Baru.
“Pelabuhan TAA bisa menampung kapal yang berbobot 1.000 DWT yang selama ini kita ketahui memadati Pelabuhan Boom Baru di Palembang. Tentunya dengan dampak kemacetan lalu lintas serta terganggunya masyarakat karena kendaraan kontainer sering melintas,” kata Herman Deru, Rabu (13/3).
Herman Deru meminta pengusaha agar memanfaatkan pelabuhan yang saat ini terus dikembangkan. Bahkan, Pemprov menyebut siap memberikan kemudahan. “Pasti diberi kemudahan, salah satunya ialah soal perizinan. Selanjutnya, akan kami bicarakan untuk biaya parkir kapal dan sewa gudang agar terjangkau,” janji Herman.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang, Mugen S Martoto, menambahkan Pelabuhan TAA ini dibangun sejak 2004. Lahannya milik Provinsi Sumsel seluas 8 ha. Sumber pendanaan APBN senilai Rp175,1 miliar dan APBD Rp69,8 miliar. Pelabuhan TAA diperuntukan untuk kapal 1.000 DWT dengan draf terendah 3,5 meter.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub R Agus H Purnomo mengakui, semula agak pesimis dengan Pelabuhan TAA ini. “Tapi Pak Gubernur dengan semangat, menyatakan bahwa pelabuhan ini harus beroperasional. Maka hari ini terwujud. Setelah 15 tahun akhirnya Pelabuhan ini beroperasional,” ujarnya.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang menyebutkan, pada 2018 investasi yang masuk ke wilayahnya mencapai Rp14,835 triliun. Mayoritas di dominasi penanaman modal asing (PMA). “Untuk data investasi kita masih rangking ke-2 di Jawa Barat. Di bawah satu peringkat dengan Bekasi,” kata Kepala DPMPTSP, Dedi Ahdiat, Rabu (13/3).
Nilai investasi PMA sebesar Rp11,635 triliun, jelasnya, menyerap tenaga kerja sebanyak 7.797 orang. Sementara itu, untuk investasi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp3,199 triliun dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.716 orang.
Sejumlah perbaikan pelayanan pun terus dibenahi Pemkab Karawang untuk menggenjot investasi. Salah satunya dengan aplikasi perizinan online daerah dan OSS (online single submission) dari pusat. (DW/CS/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved