Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
HARI menjelang siang, seorang penyandang disabilitas dengan tangan terputus hingga pergelangan di kedua tangannya, terlihat tenang mengendarai sepeda motor bebek berwarna merah melintas di jalan Hutan Jati Kecamatan Randublatung, Blora, Jawa Timur.
Di bagian belakang motor ada dua keranjang besar penuh dengan berbagai dagangan yang baru saja ia beli di Pasar Ngawi, Jawa Timur.
Dalam keterbatasan, Taufik, 30, nama si pengendara sepeda motor ini cukup lihai mengendarai sepeda motornya. “Ini pekerjaan saya setiap hari sebagai pedagang berbagai kebutuhan rumah tangga. Setiap pagi saya belanja di Pasar Ngawi dan menjual hasil dagangan saya ini keliling kampung di Kecamatan Randublatung hingga petang,” kata Taufik, Selasa (26/2).
Meskipun pada awalnya cukup kesulitan karena tidak memiliki pergelangan tangan, Taufik terus belajar mengendalikan sepeda motornya agar bisa dibawa ke mana-mana, untuk berdagang. Tangannya yang buntung diikat ke setang dengan kain. Dengan cara itu, ia bisa mengendalikan laju sepeda motor.
Warga Desa Getas, Kecamatan Kradenan, Blora, itu mengaku tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) untuk disabilitas (SIM D) karena cukup susah.
Tidak hanya Taufik, penyandang disabilitas lain di Blora, Kandar, 45, berprofesi sebagai pedagang keliling tidak memiliki SIM D.
Melihat kondisi para penyandang disabilitas itu, Wakil Bupati Blora Arief Rochman, awalnya ragu melihat kemampuan mereka dalam mengendarai sepeda motor. Apalagi dengan keterbatasan fisik.
Namun, setelah diyakinkan akan kemampuan mengendarai motor, Arief Rochman akhirnya mau mencoba untuk membonceng. “Awalnya saya takut membonceng, tapi setelah kendaraan berjalan beberapa ratus meter dapat tenang dan yakin atas kemampuan mereka berkendara,” ungkap bupati sambil tersenyum.
Dalam pertemuan itu, Wabup Arief Rochman mendengarkan keluhan para penyandang disabilitas yang kesulitan memiliki SIM D. Ia berjanji akan berkoordinasi dengan Polres Blora agar kaum disabilitas yang tergabung dalam organisasi dan bisa mengendarai motor bisa diberikan SIM D.
Pada kesempatan itu, Ketua Komunitas Difabel Blora Mustika, Ghofur mengatakan jumlah anggota penyandang disabilitas di Blora ialah 635 orang. Mayoritas pengguna motor. (Akhmad Safuan/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved