Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DEWAN Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menggelar festival sarung tenun dengan melibatkan 10.000 orang di lokasi car free day pada Sabtu (2/3) mendatang.
Peserta festival antara lain berasal dari aparatur sipil negara, anggota TNI dan Polri, organisasi wanita, pelajar, mahasiswa, dan kelompok etnis. Seluruh peserta mengenakan sarung serta kaos atau kemeja berwarna putih.
Kegiatan itu bertujuan mempromosikan sarung tenun NTT yang mulai terancam lantaran muncul sarung tenun hasil printing di pasaran. Bertemakan 'Sarung Tenun NTT Identitas Budaya Pemersatu Bangsa', kegiatan ini sekaligus mengajak masyarakat peduli dan melestarikan tenun ikat, mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama penenun, dan membangkitkan pariwisata.
Ketua Dekranasda NTT Juli Laiskodat mengatakan peserta festival tidak diperbolehkan mengenakan sarung tenun hasil produksi pabrik maupun batik.
"Kami terus mendorong dan mengupayakan agar tenun NTT diakui sebagai warisan budaya oleh Unesco," kata Juli Laiskodat di Kupang, Selasa (26/2).
Baca juga: Jokowi akan Gunakan Pakaian dari Tenun Saat Debat Perdana Pilpres 2019
Untuk melestarikan tenun, Dekranasda mendorong pemerintah daerah mengeluarkan aturan yang mewajibkan seluruh pegawai yang bertugas di luar daerah, wajib mengenakan sarung tenun. Selama ini, pegawai pemerintah dan BUMN di NTT wajib mengenakan sarung tenun setiap hari Kamis.
Selain itu, Juli Laiskodat akan segera mematenkan motif-motif tenun ikat. Pasalnya sejumlah cara menenun ikat yang sudah dilakukan masyarakat sejak 800 tahun lalu, kini dipatenkan di Republik Ekuador.
"Motif di Ekuador itu mirip dengan NTT. Mereka belajar dari sini sejak 600 tahun lalu tetapi sekarang sudah dipatenkan di sana. Ini kelemahan kita," ujarnya.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved