Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Panen Melimpah Harga Sayuran Turun

MY/PO/RF/N-3
26/2/2019 03:00
Panen Melimpah Harga Sayuran Turun
(ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

HARGA sayuran di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, anjlok hingga mencapai Rp1.000 per kilogram. Seperti tomat, dari Rp5.000 menjadi Rp1.000 per kilogram.

Rahmad, 41, petani tomat di Kelurahan Talang Rimbo Lama, Kecamat-an Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, mengatakan saat ini musim panen sejumlah komoditas pertanian. Namun, harganya tidak menggembirakan bagi petani karena tidak menutup biaya produksi.
“Hasil panen melimpah, tapi harga sayuran terjun bebas terutama tomat sudah terjadi sejak dua bulan terakhir,” katanya.

Selain biaya bercocok tanam seperti pengolahan tanah, pembibitan, dan lainnya, juga ada biaya lain yakni biaya sewa lahan sebesar Rp5 juta untuk satu tahun serta upah untuk orang yang membantu panen.

Kalau harganya masih dikisaran Rp1.000/kg, petani tidak nombok. Ibaratnya biaya yang dikeluarkan sama dengan ongkos produksi. Petani hanya dapat capeknya. Jika harga komoditas tersebut di bawah Rp1.000/ kg, dipastikan merugi.

Selain tomat, sejumlah harga sayuran lain yang tengah turun ialah kol/kubis Rp1.200/kg, cabai merah Rp8.000 sampai Rp10.000/kg, serta sawi manis dan pahit Rp1.000/kg.

Musim tanam

Memasuki musim tanam April-September, Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Babel menargetkan luas tanaman padi sawah mencapai 5.000 hektar, yang tersebar di Bangka Selatan (Basel), Bangka Barat (Babar), Belitung, Belitung Timur (Beltim), Bangka Tengah (Bateng), dan Bangka.

“Kecuali Pangkalpinang, untuk musim tanam ini tersebar di seluruh kabupaten, dan terbanyak berada di Bangka Selatan,” kata Kadistan Provinsi Babel, Djuaidi, kemarin.

Terkait dengan persiapannya, ter-masuk bibit dan pupuk, pihaknya memastikan cukup karena pembagiannya sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

“Bibit untuk 5.000 hektare siap, pupuk sepanjang tidak ada penambahan lahan baru kita optimistis cukup karena sudah berdasarkan RDKK, untuk 1 hektare itu butuh sekitar 150 kg pupuk NPK, tambahnya ialah ZA,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Perwakilan PT Pupuk Kaltim Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) Didik Triono menyebutkan pihaknya telah menya-lurkan 16.629 ton pupuk urea bersubsidi ke petani sejak Januari hingga 25 Februari 2019. Jumlah itu sudah lebih dari setengah alokasi pupuk urea dari PT Pupuk Kaltim di NTT pada 2019 sebesar 27.702 ton. Pupuk itu disalurkan antara lain di Timor, Rote, Sumba, Alor, dan Flores, dengan harga subsidi Rp90.000 per karung ukuran 50 kg.

Dia mengimbau petani segera ­menebus pupuk lebih awal karena saat ini petani di daerah itu telah memasuki musim tanam. “Sebaiknya menebus pupuk pada 2-3 minggu sebelum menanam padi,” katanya di Kupang, kemarin.

Petani yang sudah menyelesaikan RDKK diminta segera mendatangi agen untuk mempercepat penyalur-an pupuk. Menurutnya, stok pupuk tersedia dalam jumlah yang cukup di seluruh gudang. Didik meminta petani mengirim pengaduan langsung ke Pupuk Kaltim jika ada kendala terkait penyaluran pupuk. “Segera kita respons.” (MY/PO/RF/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya