Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Lokasi Likuifaksi Sulteng akan Jadi Tempat Wisata

Antara
11/2/2019 12:15
Lokasi Likuifaksi Sulteng akan Jadi Tempat Wisata
(ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

LOKASI terjadinya bencana likuifaksi di Kota Palu dan Kabupaten Sigi akan dijadikan tempat wisata oleh pemerintah. Hal ini disampaikan oleh anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Matindas J Rumambi.

"Karena itu tidak boleh lagi ada bangunan yang dibangun di lokasi eks likuifaksi," kata Matindas di Palu saat reses di salah satu kelurahan di ibu kota Provinsi Sulteng, Senin (11/2).

Matindas yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Sulteng tersebut mengatakan, beberapa lokasi permukiman di Palu dan Kabupaten Sigi ditetapkan pemerintah sebagai lokasi yang tidak boleh lagi menjadi permukiman penduduk.

Pemerintah merencanakan lokasi-lokasi eks likuifaksi seperti di Balaroa, Petobo dan Jono Oge yang sebelum terjadinya gempa bumi 7,4 SR pada 28 September 2018 merupakan wilayah padat penduduk, kini akan dijadikan lokasi wisata.

"Yang pasti tidak ada lagi bangunan rumah atau usaha apapun itu dibangun di lokasi likuifaksi," tegasnya.

Karena itu, Matindas meminta masyarakat untuk tidak memaksakan diri kembali membangun rumah di atas lokasi eks likuifaksi, sebab sudah tidak diperkenankan.

Pemerintah telah menyiapkan hunian sementara (Huntara) sambil menunggu pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi warga Petobo dan Balaroa yang kehilangan rumah. Untuk lokasi huntap sudah ditetapkan di Duyu dan Kelurahan Tondo.

Baca juga: Jalan Lokasi Likuifaksi di Sigi Dibuka Kembali

Dua lokasi itu, lanjut dia, akan dibangun permukiman tetap bagi korban likuifaksi wilayah Kota Palu. Begitu pun halnya dengan korban gempa bumi dan likuifaksi di Jono Oge, Kecamatan Sigibiromaru dan Sibalaya, Kecamatan Tanambulava. Lokasi huntap sudah disediakan pemerintah.

Matindas menambahkan pemulihan ekonomi empat bulan pascabencana di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong berjalan cukup cepat. Itu bisa dilihat dari mulai ramainya pusat-pusat perekonomian seperti pasar-pasar tradisional maupun modern, toko, swalayan, SPBU, terminal angkutan darat, bandara cukup ramai.

Begitu pula arus kendaraan bermotor yang lalu-lalang saban hari cukup padat. Bahkan saat pagi hari waktu kerja dan masuk sekolah di beberapa ruas jalan di Kota Palu terlihat macet.

"Ini menunjukan perekonomian masyarakat mulai pulih setelah sebelumnya porak-poranda diterjang gempa bumi dan tsunami," tandasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya