Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEPALA Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Sarif Hidayat mengatakan kejadian banjir yang membentuk aliran air di kawasan Laut Pasir Bromo, Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS) beberapa waktu lalu disebabkan curah hujan yang tinggi dan bukan merupakan kejadian luar biasa.
Curah hujan tinggi ditambah dengan letak geografis Bromo, menjadikan Laut Pasir Bromo dan sekitarnya sebagai lokasi limpahan air dari pegunungan sekitar.
"Ini hanya fenomena biasa saja, Laut Pasir Bromo berada pada posisi lembahan yang dilingkari oleh beberapa pegunungan yaitu Pegunungan Tengger, Bromo, Batok, Widodaren, Watangan dan Keciri," kata Sarif, di Kota Malang, Sabtu (2/2).
Dalam beberapa waktu terakhir, viral di media sosial tentang banjir yang membentuk aliran sungai di kawasan Bromo sehingga menimbulkan banyak polemik dan pertanyaan di masyarakat khususnya wisatawan yang akan berkunjung.
Fenomena tersebut terjadi pada hari Jumat (25/1) pekan lalu antara pukul 14.00-17.45 WIB, karena curah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di sekitar kawasan Bromo, kemudian viral dan menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat.
Baca juga: Hutan Bromo Rusak, Debit Air Umbulan Menurun
Sarif menjelaskan, struktur dan sifat pasir dengan porositas atau kemampuan menyerap air tinggi dan lembek mengakibatkan air yang mengalir dalam jumlah besar akan membentuk aliran sungai. Karena struktur dan sifatnya itu, aliran air dalam jumlah besar tidak akan berlangsung lama, segera surut, kemudian akan normal seperti biasa.
"Hanya berlangsung kurang lebih satu jam, air akan segera surut dan kondisi akan normal seperti biasa," ujar Sarif.
Pihak Balai Besar Taman Nasional mengimbau kepada para wisatawan yang tengah melewati atau berada di lokasi kejadian (Laut Pasir) tersebut untuk tetap tenang dan waspada. Kerena, kondisi tersebut memang akan menyulitkan mobilisasi karena terhambat oleh aliran air.
"Faktor ketenangan dan kewaspadaan terhadap apa yang terjadi menjadi kunci atau faktor penting dalam menyikapi fenomena banjir di Laut Pasir tersebut," tukasnya.
Aliran air tersebut akan bermuara di Blok Mendongan sebelah Barat Laut Pasir atau Timur Laut Blok Watu Kuto, yang selanjutnya akan muncul sumber mata air di Desa Ngadirejo, Sapi Kerep, Wonokerto, Ngadas, dan Umbulan Sukapura.
Bahkan, aliran air tersebut akan sampai ke pemandian Banyu Biru dan Umbulan Lain di Kabupaten Pasuruan yang berada di Kaki Kawasan Bromo Tengger Semeru.
Dalam mengantisipasi cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan terus berlanjut di kawasan TNBTS, pihak Balai Besar TNBTS mengimbau agar para pengunjung dan masyarakat yang akan berwisata melewati laut pasir untuk waspada, berhati-hati, dan tidak melewati laut pasir pada musim hujan untuk menghindari terjabak situasi banjir.
Bagi kendaraan agar melewati jalur aman yang sudah tersedia dan tidak membuat jalur-jalur baru, serta memiliki informasi yang cukup mengenai kondisi pada saat berkunjung di kawasan wisata Bromo dan sekitarnya.
"Kami terus menyiagakan personil untuk mengantisipasi kejadian yang tidak dinginkan di dalam kawasan serta akan memberikan informasi yang memadai mengenai fenomena atau kejadian yang terjadi di dalam kawasan TNBTS," pungkasnya.(OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved