Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PEMERINTAH Kabupaten Pesisir Selatan akan memperbanyak penyediaan sarana berupa peringatan tanda bahaya, terutama untuk kawasan yang masuk pada zona merah tsunami.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Herman Budiarto, mengatakan dari 12 dari 15 kecamatan yang ada di daerah tersebut berhadapan langsung dengan Teluk Mentawai, salah satu kawasan yang ditengarai sumber gempa besar.
Baca juga: Dewan Pengawas BPJS TK Dukung Pemda Tindak Perusahaan Bandel
"Karena dinilai gempa dan dampak tsunami, sehingga pemerintah daerah melalui BPBD akan berupaya maksimal supaya masyarakat yang masuk pada zona merah tsunami tersebut juga merasa aman, nyaman dan terlindungi," katanya, Jumat (25/1).
Disampaikannya, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah melalui penyedian sarana penyelamatan berupa jalur evakuasi, shelter. "Bahkan tak terkecuali keberadaan peringatan tsunami," ungkapnya.
Dijelaskan Herman, setelah sepuluh tahun bencana gempa melanda Sumbar, sejumlah sarana yang sudah dibangun dan dimiliki oleh daerah itu antara lain, shelter alami maupun buatan, jalur evakuasi, dan juga beberapa unit peringatan tsunami. Adapun terdapat 5 unit shelter, 4 unit diantaranya ditempatkan di kecamatan-kecamatan yang tidak memiliki daerah ketinggian seperti Kecamatan Pancungsoal, Sutera, Lenggayang dan Linggo Sari Baganti.
"Sedangkan satu unit shelter lagi terdapat di kota Painan, tepatnya di kawasan GOR Medan Bapaneh Rawang Painan atau bekas taman makam Pahlawan," jelasnya.
Sebagai daerah yang rawan gempa dan tsunami, kehadiran peringatan sebagai alat deteksi dini perlu dilakukan untuk daerah-daerah padat penduduk yang masuk pada zona merah tsunami tersebut.
"Hingga saat ini, Pessel sudah memiliki enam unit peringatan tanda bahaya tsunami. Enam unit itu dipasang di Kecamatan Linggo Sari Baganti,Ranahpesisir, Batang Kapas, Lenggayang, Koto XI Tarusan, dan Kota Painan," ungkapnya.
Baca juga: Catat Performa Terbaik, Pelabuhan Panjang Siap Mendunia
Peringatan dini tanda bahaya tsunami sangat besar manfaatnya, oleh karena itu pihaknya akan melakukan penambahan secara bertahap.
"Karena hanya bisa dilakukan secara bertahap, maka penempatanya akan lebih diprioritaskan pada kawasan-kawasan padat penduduk yang masuk pada zona merah tsunami," pungkasnya. (OL-6)
SEJAK tsunami Pangandaran pada 2006, tim peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN menyimpulkan bahwa tsunami raksasa di selatan Jawa memang pernah terjadi berulang. R
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
KEKHAWATIRAN akan tsunami besar di wilayah Pasifik mulai mereda pada Rabu (30/7), setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang wilayah terpencil di Semenanjung Kamchatka, Rusia.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih belum mengakhiri peringatan tsunami imbas gempa Rusia dengan magnitudo 8,8 yang terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Rabu (30/7) malam, resmi mengakhiri peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan pascagempa Kamchatka di Rusia.
GEMPA bumi yang terjadi di Kamchatka, Rusia sebesar Magnitudo 8,7 dapat meminimalisir jumlah korban didukung karena sistem peringatan dini yang sangat baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved