Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Indahnya Tempat Peristirahatan Raja Karangasem, Bali

Ardi Teristi Hardi
13/1/2019 17:00
Indahnya Tempat Peristirahatan Raja Karangasem, Bali
(MI/Ardi)

JIKA Jogja memiliki Tamansari yang dulu digunakan tempat peristirahatan Sultan Yogyakarta, di Bali memiliki Taman Soekasada Ujung yang pernah menjadi tempat peristirahatan Raja Karangasem. Keduanya pun sama-sama dijuluki sebagai Istana Air (Water Palace).

Suasana takjub begitu melihat sebuah bangunan yang berada di tengah kolam yang besar yang berada di Jalan Seraya Desa Ujung, Karangasem, Bali. Bangunan tersebut adalah Balai Gili, bangunan utama yang digunakan untuk tempat peristirahatan keluarga Raja Karangasem.

Sekretaris Badan Pengelola Daya Tarik Wisata Taman Soekasada Ujung, Ida Bagus Putra Manuaba memaparkan, Taman Soekasada Ujung berada di atas lahan seluas 10 hektare. Bangunan ini mengadopsi gaya Bali, Eropa, dan Tiongkok.

"Taman Soekasada Ujung dibangun dari 1919 hingga 1921, pada masa kepemimpinan Raja Karangasem terakhir, Ida Anak Agung Anglurah Agung Ketut Karangasem (1909-1945)," kata Ida Bagus, Kamis (10/1) siang, saat berbincang dengan para wartawan yang bisa bertugas di lingkungan DPRD Provinsi DIY.

 

Baca juga: Bermodal Nekat, Rizal Musafir Populerkan Kopi Poso

 

Taman Soekasada Ujung berada pada ujung Timur Pulau Bali. Dari sebuah bukit yang berada di samping Taman Soekasada, kita bisa melihat keindahan istana air itu dari atas dan juga memandang Pulau Lombok dengan menggunakan teropong.

Bukit di sisi Barat tersebut juga menjadi pintu masuk utama pada kala itu dengan nama Balai Kapal. 

"Begitu masuk bisa memandang luasnya samudera dan daratan yang ada di Karangasem," jelas dia.

Filosofi yang terkandung di dalam pintu masuk tersebut adalah tentang visi kepemimpinan. Pandangan yang luas menganalogikan raja laiknya seorang nahkoda. Raja adalah seorang yang berpandangan luas dan tahu arah tujuan kapal yang dinahkodainya.

Dari Balai Kapal pula tampak dua kolam yang besar yang memiliki makna keseimbangan dan keadilan karena bentuknya sama. Selain itu, ada Balai Bundar menjadi tempat Yoga Samadhi raja mencari inspirasi, Balai Lunjuk menjadi tempat raja memberikan petunjuk keada abdi kerajaan, Balai Kambang menjadi tempat jamuan makan bagi tamu kerajaan, kolam air mancur sebagai tanda kesejahteraan, dan Balai Warak yang menjadi tempat upacara Nyegara Gunung bagi keluarga raja.

Menurut dia, cikal bakal Taman Soekasada adalah berasal dari Pura Manikan yang berada di sisi Utara. 

"Pertama kali beliau membuat Pura Manikan di sisi Utara baru kemudian terinspirasi membangun taman ini," kata dia.

Bencana alam gunung agung meletus tahun 1963, gempa Singaraja (1976) dan Karangasem (1979) membuat Taman Soekasada sempat hancur. 

Setelah melakukan pendekatan dengan pihak Istana Karangasem untuk mengelola istana sebagai objek wisata, Pemerintah pun mulai merenovasi Taman Soekasada pada 2004.

Kunjungan wisatawan, kata dia, didominasi oleh wisatawan dari mancanegara. Pada hari-hari normal, kunjungan wisatawan asing mencapai 200 orang per hari, sedangkan pada masa liburan bisa mencapai 350 wisatawan per hari. 

"Kunjungan wisatawan domestik sekitar 55% dari wisatawan asing," pungkas dia. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik