Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
SIAPA bilang pariwisata hanya sebatas seni budaya dan keindahan alam? Sejak dulu, wisata religi bahkan sudah akrab di telinga sebagian orang. Kegiatan yang kini akrab juga disebut wisata syariah ini memang butuh trik cerdas untuk mengembangkannya. Apa langkah yang harus ditempuh?
Berangkat dari pemikiran tersebut, Ustaz Yusuf Mansur dan KH Maman Imanulhaq terlibat pembicaraan serius pada pertemuan di Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi Majalengka, Jawa Barat, Selasa (2/1).
"Saya sengaja datang ke Majalengka untuk bertemu sahabat saya Kiai Maman, sekaligus melihat secara langsung potensi pariwisata di sini.
Insya Allah, kita akan melakukan pengembangan pariwisata syariah di Ciayumajakuning," ujar Ustaz Yusuf.
Dai entrepreneur ini melihat wisata religi atau pariwisata syariah sangat memungkinkan untuk digarap di Tanah Air. Sebab, Indonesia adalah negara dengan jumlah masyarakat muslim terbesar di dunia.
Jika penggarapannya serius, akan memiliki potensi wisatawan domestik dan luar negeri yang besar.
"Saya kira wisata religi mulai populer belakangan ini. Istilahnya saja yang beragam. Ada yang bilang pariwisata syariah, Islamic Tourism, Halal Friendly Tourism, Halal Travel, Muslim-Friendly Travel, halal lifestyle, dan masih banyak lagi istilah lain," ungkapnya.
Yusuf menambahkan, pariwisata syariah akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Ini juga punya nilai taawun (gotong royong) karena ada efek positif berupa pengentasan kemiskinan.
Terkait mitranya, pengasuh Ponpes Daarul Quran Tangerang ini mengungkapkan bahwa Kiai Maman merupakan tokoh muda Islam yang punya jaringan luas baik nasional maupun intenasional.
Ia juga dikenal sebagai pegiat pariwisata. Sementara itu, Maman menyatakan, untuk mengembangkan pariwisita diperlukan komitmen dan sinergitas dengan semua pihak. Selain menggandeng Ustaz Yusuf Mansur, ia juga akan melibatkan masyarakat pesantren.
"Semua perlu terlibat langsung, mulai dari mengedukasi masyarakat untuk sadar wisata, mengajak pihak ketiga untuk investasi, dan meminta pemerintah menyiapkan sarana prasarana pendukung," ucap politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Nantinya, kata dia, pesantren bisa terlibat aktif dalam penyediaan cindera mata, penginapan, kuliner, dan transportasi yang memenuhi standar syariah. Sinergitas berbagai pihak akan mampu menggemakan pariwisata Indonesia, sebagai penyumbang devisa terbesar pada 2019.
Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Haryanto, menjelaskan, Kiai Maman bukan orang baru di dunia pariwisata. Sepanjang 2018, ia sukses menggelar Festival Budaya Religi di beberapa tempat.
Pertunjukan Wayang Ajen, Sisingaan, dan Festival 111 Kuda Renggong merupakan contoh kegiatan yang pernah ia tangani.
"Wilayah Ciayumajakuning yang akan dikembangkan, mempunyai seribu satu destinasi wisata. Baik yang sudah terekspose maupun yang masih tersembunyi. Ini akan jadi primadona pariwisata di Tanah Air," ungkapnya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani, mengatakan, kehadiran pariwisata syariah akan memperkuat posisi Indonesia di wisata religi.
"Wisata religi Indonesia salah satu yang terbaik di dunia. Kehadiran pariwisata syariah akan memperkuat status tersebut.
Inisiasi menghadirkan wisata syariah harus mendapat dukungan. Karena sangat potensi diterapkan di Tanah Air," kata Rizki, didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar, Adella Raung.
Sedangkan Kabid Pemasaran Area I Kemenpar, Wawan Gunawan, menilai pariwisata syariah cocok dikembangkan di Jabar.
"Wilayah Jawa Barat sangat kaya akan pariwisata. Berbagai destinasi ada di sana. Dan pariwisata syariah akan melengkapi itu semua," tuturnya. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved