Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Cuaca Buruk, Nelayan Berhenti Melaut

Akhmad Safuan
02/1/2019 23:00
Cuaca Buruk, Nelayan Berhenti Melaut
(Thinkstock)

HINGGA Rabu (2/1), ribuan kapal nelayan masih tersandar di beberapa pelabuhan perikanan di beberapa daerah di pantura. Mereka tidak berani melaut akibat gelombang tinggi di Laut Jawa yang mencapai 2,5 meter. Seperti terlihat di Pelabuhan Waru Doyong (Pemalang), Nusantara (Pekalongan), Klidang Lor (Batang), Moro (Demak), dan Kartini (Jepara) serta Tegal.

Selain itu, akibat gelombang tinggi ini juga beberapa daerah di pantura kembali terendam air laut pasang (rob) setinggi 60 cm hingga 90 cm seperti Pekalongan, Semarang, Demak, dan Jepara dengan radius 2-5 kilometer dari bibir pantai. “Rob datang setiap pukul 03.00 dini hari hingga siang, tapi setelah itu kembali surut,” kata Bambang, 40, warga Tugu, Kecamatan Sayung, Demak.

Begitu pun di perairan di Pulau Bangka menyebabkan nelayan di daerah tersebut tidak melaut. Dedy salah satu nelayan di Kampung Nelayan Sungailiat Bangka mengatakan, sudah tiga hari ini tidak melaut karena cuaca ekstrem. “Daripada bahaya,” ujar Dedy.

Banyaknya nelayan yang tidak melaut mengakibatkan harga ikan melambung. Dari pantauan di Tempat Pelelangan Ikan Kampung Ujung Labuan Bajo, NTT, harga ikan bengkolo dan cangkalan per kilonya menjadi Rp70 ribu, sebelumnya hanya Rp20 ribu/kg. Harga ikan kering terkerek naik hampir 100%, teri yang biasanya sekilo Rp17 ribu menjadi Rp30 ribu.

Tertahan
Dampak lainnya, ratusan wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, tiga hari sebelum tahun baru tidak dapat keluar karena tidak adanya pelayaran.

“Hingga kini masih ada 297 wisatawan yang masih bertahan di kepulauan ini karena tidak ada pelayaran akibat gelombang tinggi,” kata Camat Karimunjawa Karnanajeng, kemarin.

Pelayaran yang biasa melayani rute Jepara-Karimunjawa, lanjut Karnanajeng, baik itu kapal penyeberangan jenis verry maupun kapal cepat terhenti sejak Senin (31/12/2018) lalu. Pelayaran akan dibuka saat BMKG menginfokan cuaca buruk berakhir.

Nasib serupa dialami ratusan orang calon penumpang yang tertahan di Pelabuhan Kalianget, Madura, Jatim. Mereka ialah penumpang kapal dengan rute pelayaran Kalianget-Kangean dan Kalianget-Masalembu. Sebagian dari mereka sudah berada di pelabuhan tersebut sejak tiga hari lalu.

Sunawi, salah seorang warga asal Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean, mengatakan para calon penumpang itu baru mengetahui adanya penundaan pelayaran pada Selasa (1/1), setelah otoritas pelabuhan menyampaikan pengumuman melalui pamflet dan pengeras suara.

“Saya sendiri sudah tiga hari ada di sini. Baru tahu kalau ada penundaan pelayaran,” kata Sunawi, Rabu (2/1).

Kendati perairan di NTT tidak bersahabat, PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang tetap beroperasi seperti biasa. Beberapa rute pelayaran beroperasi lebih awal daripada jadwal biasanya agar terhindar dari gelombang tinggi seperti rute Kupang-Rote yang beroperasi setiap pukul 09.00 Wita, dimajukan ke pukul 07.00 Wita yang dilayari Kapal Motor (KM) Uma Kalada dan KM Lakaan.

Lima armada lainnya juga tetap beroperasi, yakni KM Ine Rie II rute Kalahabi-Kupang, KM Ranaka rute Aimere-Kupang, KM Ile Labalekan rute Sabu-Kupang, dan KM Ile Ape rute Lewoleba-Solor-Larantuka. (RF/JI/MG/PO/JL/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya