Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

BPBD Jateng Petakan Seribu Titik Rawan Bencana

Akhmad Safuan
19/12/2018 16:17
BPBD Jateng Petakan Seribu Titik Rawan Bencana
(MI/Adi kristiadi)

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah memetakan 1.000 lebih titik rawan bencana tanah longsor dan banjir.

Pemantauan Media Indonesia,Rabu (19/12) bencana tanah longsor dan banjir mulai melanda beverapa daerah di Jawa Tengah, bahkan banjir yang merendam nyaris melumpuhkan halur pantura Semarang-Demak hingga mengakibatkan kerusakan cukup parah badan jalan serta merendam perkampungan di Semarang, Demak, Pati dan Grobogan.

Baca juga: Pendapat Sultan HB X tentang Pemotongan Simbol Salib di Makam

Banjir di Jateng yang terjadi sejak awal Desember juga mengakibatkan ribuan hekatare sawah dan tambak di Demak dan Pati mengalami gagal panen, sehingga ratusan petani terpaksa melakukan panen dini.

"Hampir sepekan 250 hektare sawah yang sudah mau panen terendam, kami terpaksa lakukan panen dini dari pada tidak dapat sama sekali," kata Ranji,33, petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.

Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramama mengatakan telah memetakan 1.000 titik daerah rawan bencana di Jateng. Ancaman bencana diantisipasi dengan berbagai kesiapan dan kewaspadaan jelang puncak musim hujan serta perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Beberapa daerah sudah mulai terkena bencana seperti tanah longsor di Banjarnegara, Wonosobo, Karanganyar, Kebumen, Cilacap dan banjir di Semarang,Demak, Grobogan, Pati," kata Sarwa Pramana.

Selain beberapa daerah itu, lanjut Sarwa, beberapa daerah juga masih harus dilakukan kewaspadaan, yakni tanah longsor seperti Kudus, Pemalang dan Brebes, demikian bencana banjir seperti Demak, Kudus, Pati dan Jepara.

"Di Brebes bahkan sudah ada pergerakan tanah langsung kita pasang Early Warning System (EWS)," tambahnya.

Beberapa sungai juga berrpotensi meluap, yakni aliran Bogowonto, aliran Bengawan Solo dan Serayu sehingga perlu dilakukan pencegahan melalui koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) setempat untuk melakukan mitigasi penguatan tanggul.

Baca juga: Pembangunan Jalan Menuju Pelabuhan Teluk Tapang Dimulai Tahun 2019

"Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga telah keluarkan surat edaran sejak November lalu tentang penanggulangan bencana yang memerintahkan BPBD untuk berkoordibasi dengan badan dan instansi terkait," lanjut Sarwa.

Sesuai edaraan itu, sambung Sarwa, gubernur juga telah memerintahkan untuk dilakukan normalisasi sungai dan gorong-gorong, identifikasi penguatan tanggul aliran air serta persiapan posko bencana. (OL-6)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya