Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
MATAHARI hampir terbenam, ketika Mohamad Fahri, 21, warga Pulau Kahu-kahu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, masih sibuk memasang mesin di perahunya. Dia baru saja memperoleh bantuan paket perdana program Konversi BBM ke LPG untuk Nelayan Kecil APBN 2018 dari Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Walau lelah karena telah mengantre sejak pagi, ia tetap bersemangat memasang mesin baru di perahunya. Tak butuh waktu lama, mesin konverter kit (konkit) berbahan bakar LPG itu pun sudah terpasang. Dengan dibantu seorang teman, Fahri mencoba menyalakan mesin dan menggerakkan perahu ke tengah laut.
Ketika semua berjalan lancar, wajahnya yang semula serius, berubah menjadi cerah dan ingin segera mencoba mesin barunya.
“Kata teman-teman yang sudah pakai LPG, biayanya lebih hemat. Kami jadi bersemangat untuk melaut,” ungkap pemuda yang telah 5 tahun menjadi nelayan ini, beberapa waktu lalu.
Semangat yang sama juga diungkapkan Sainuddin, 42, ayah Fahri, yang berprofesi sebagai nelayan secara turun temurun. Sejak kecil mereka telah terbiasa membantu orang tuanya melaut. Namun selama ini, mereka masih menggunakan peralatan tradisional dengan mesin berbahan bakar BBM.
Sainuddin juga memperoleh bantuan konkit berbahan bakar LPG untuk nelayan kecil. Berbeda dengan anaknya, Sainuddin telah memperoleh beberapa hari sebelumnya dan telah digunakan untuk melaut.
Berdasarkan pengalaman yang singkat itu, menurut Sainuddin, ia sudah dapat merasakan manfaatnya. “Biasanya tiap hari saya butuh 5 liter BBM untuk melaut atau sekitar Rp50 ribu. Namun, dengan menggunakan LPG, 1 tabung bisa dipakai 3 hari. Harga LPG per tabung Rp25 ribu. Jauh lebih hemat,” paparnya.
Pemberian konkit ini di mata nelayan merupakan hadiah yang tidak terduga. Apalagi, mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk memperolehnya. “Kita nelayan sangat bersyukur karena tidak sangka-sangka akan pakai gas untuk melaut. Sebelumnya belum pernah ada yang pakai,” tambahnya.
Kegembiraan senada juga diungkapkan Usman Sidekin, 50, warga Desa Bontorusu, Kabupaten Selayar. Setelah menggunakan mesin berbahan bakar LPG, Usman mampu menghemat sekitar Rp50 ribu per hari. Uang hasil penghematan, digunakannya untuk biaya sekolah anak.
Nelayan Kepulauan Selayar tahun 2018 mendapat 1.261 paket perdana konkit, terbanyak kedua setelah Kutai Kertanegara yang memperoleh 1.815 paket. Alokasi konkit untuk nelayan di wilayah Sulawesi pada 2018, tersebar di 4 provinsi di 14 kabupaten dan kota yaitu Sulawesi Selatan (Bone, Bulukumba, Jeneponto, Selayar, Sinjai, Takalar dan Wajo), Provinsi Gorontalo (Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo Utara dan Pohuwatu), Sulawesi Tengah (Banggai) dan Sulawesi Utara (Manado dan Minahasa Utara).
Program Konversi BBM ke LPG Untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil merupakan upaya Pemerintah menyediakan energi alternatif yang dapat digunakan masyarakat, termasuk nelayan. LPG lebih ramah lingkungan karena emisi yang dihasilkan lebih kecil jika dibandingkan dengan BBM serta lebih ekonomis sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan menggunakan LPG, nelayan dapat menghemat biaya operasi sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per hari.
Pemberian paket konkit secara gratis ini juga merupakan bukti bahwa Pemerintah memberikan hak rakyat menikmati langsung dana pembangunan. Sehingga, pembangunan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di kota, tetapi juga di perdesaan termasuk nelayan.
Sesuai Perpres No 126 Tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LPG untuk Kapal Perikanan Bagi Nelayan Kecil, kriteria nelayan yang mendapatkan paket konkit BBM ke LPG antara lain nelayan yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 GT, berbahan bakar bensin, menggunakan alat tangkap ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis serta memiliki identitas yang terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan (kartu nelayan atau sejenisnya).
Paket yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, tabung LPG 2 unit beserta isinya, konverter kit berikut aksesorisnya (reducer, regulator, mixer, dll) serta as panjang dan baling-baling. Pada 2016 dan 2017 telah dibagikan sejumlah 5.473 dan 17.081 unit paket konverter kit. Sementara itu, hingga Desember tahun ini, akan dibagikan oleh Kementerian ESDM sejumlah 25.000 unit konverter kit untuk 53 kabupaten/kota seluruh Indonesia. (S2-25/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved