Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Mahasiswa UB Ciptakan Inovasi PLTA di Gedung Bertingkat

Bagus Suryo
12/12/2018 18:35
Mahasiswa UB Ciptakan Inovasi PLTA di Gedung Bertingkat
(Ist)

MAHASISWA Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, membuat inovasi Wasted Hydropower (Wapo). Teknologi penghasil listrik itu memanfaatkan air buangan dari rumah tangga atau gedung bertingkat.

Inovasi energi terbarukan sekaligus ramah lingkungan ini diciptakan oleh Muhammad Sukri Abdul Jalil, Mochamad Muchlis Triwahyudi, dan Ariq Kusuma Wardana.

Mereka menciptakan inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) buangan pada gedung bertingkat berbekal peralatan cukup sederhana. Peralatan itu di antaranya pipa paralon yang bagian tengahnya diselipkan kincir, aki, alat pengontrol pengisian listrik ke baterai, dan lampu.

Siang itu, ketiga mahasiswa mempraktikkan inovasi mereka di laboratorium Teknik Elektro, Fakultas Teknik UB, Rabu (12/12).

Prinsip kerjanya persis PLTA di waduk. Namun kelebihannya pada pemanfaatan air limbah agar tidak terbuang percuma. Sebab, air buangan termasuk air hujan dari rumah-rumah warga, rumah susun, gedung bertingkat yang biasanya terbuang begitu saja ternyata bisa diolah untuk menghasilkan listrik.

Caranya, air itu dialirkan ke paralon atau pipa yang secara otomatis menggerakkan kincir hingga menghidupkan generator.

Air yang meluncur ke pipa mengkonversi energi potensial menjadi energi kinetik berupa putaran. Energi kinetik tersebut akan dikonversi lagi oleh generator DC menjadi energi listrik. Lantas listriknya disimpan ke aki atau baterai.

Selanjutnya, listrik yang tersimpan bisa digunakan untuk penerangan di dalam dan luar ruangan termasuk di jalan raya.

"Inovasi ini bisa dikembangkan lebih luas di masyarakat dan perkantoran," tegas Sukri kepada wartawan.

Inovasi ramah lingkungan ini kendati masih prototipe, tapi sudah kelihatan manfaatnya. Uji coba di gedung bertingkat lantai 7 dengan tekanan debit air 0,0012 meter kubik mampu menghasilkan daya listrik 281,4 watt. Listrik yang dihasilkan itu setara lampu LED 15 watt.

Inovasi yang menjuarai Lomba Gagasan dan Rancangan Kreatif (LoGrak) 2018 bertema 'Internet of Thing (IoT) dan Renewable Energy Technolgy' ini diklaim mampu menjawab tantangan di era revolusi industri 4.0.

Bagi ketiga mahasiswa kreatif dan inovatif ini, laju pertumbuhan penduduk di Indonesia tak terelakkan. Kebutuhan listrik pun menjadi meningkat.

Di sisi lain, masyarakat masih menggunakan energi tidak terbarukan dari batu bara dan minyak bumi yang tentu kedepannya akan habis. Limbahnya pun mencemari lingkungan.

Karenanya diperlukan energi alternatif yang murah, efisien, efektif dan mudah diaplikasikan.

"Besarnya daya listrik yang dihasilkan dari inovasi ini bergantung pada debit air dan ketinggian. Di gedung yang lebih tinggi berpotensi menghasilkan listrik lebih besar," ujar Muchlis. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya