Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KOTA Bandung menjadi saksi dimulainya rangkaian akhir pelatihan Juru Bicara Pancasila, bersamaan dengan pelatihan serupa di Banjarmasin, Jumat (7/12).
Sebanyak 25 provinsi sudah disambangi Komunitas Bela Indonesia (KBI) untuk mengampanyekan Pancasila dan kesadaran berbangsa agar Indonesia sebagai rumah bersama bisa terawat selamanya.
Memudarnya kesadaran masyarakat untuk meneguhkan ideologi Pancasila sebagai perekat bangsa memang membuat banyak pihak prihatin. Apalagi ditambah dengan menguatnya sektarianisme dan politisasi agama yang membuktikan bahwa falsafah kebangsaan yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa sudah mulai tergerus.
"KBI lahir dari keresahan kami terhadap semakin tergerusnya ideologi bangsa yang beragam ini oleh ancaman penyeragaman dan munculnya ideologi alternatif yang berpotensi mengancam kesatuan NKRI," ujar Elza Peldi Taher dalam sambutannya di pembukaan pelatihan Juru Bicara Pancasila #KBIJabar sebagai perwakilan KBI Pusat, Jumat.
Bertempat di Grand Asrilia Hotel, 40 peserta terpilih dari Bandung dan wilayah Jawa Barat sekitarnya mendapatkan materi menulis, berdebat, serta manajemen media sosial selama 4 hari intensif hingga Senin (10/12).
Pelatihan Juru Bicara Pancasila ini sebenarnya juga mengacu pada buku panduan yang telah dipersiapkan, yakni buku berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan tim. Buku in semacam panduan teoretis bagi masyarakat untuk memahami Pancasila dalam konteks kekinian yang pro terhadap hak asasi manusia dan sistem demokrasi modern.
Dalam pelatihan ini, KBI menggandeng Sekolah Damai Indonesia (Sekodi) Bandung sebagai mitra lokal. Sekodi Bandung berasal dari inisisasi Sekolah Damai Indonesia yang didirikan para alumni School of Peace. Sekolah yang berdiri Februari 2018 ini mengusung nilai-nilai toleransi, keterlibatan bersama, serta transformasi sosial jangka panjang.
Pelatihan ini melibatkan berbagai elemen bangsa yang peduli pada penguatan keberagamaan dan kehidupan bangsa yang damai, agar turut terlibat dan berkontribusi aktif dalam proses kampanye positif, baik di komunitasnya maupun di dunia maya.
Secara terpisah, Koordinator KBI, Anick HTmelalui rilisnya, Minggu (9/12), menjelaskan bahwa pengelolaan media sosial menjadi salah satu titik tekan penting dalam pelatihan ini. Seperti diberitakan, saat ini ruang media sosial adalah ruang pertarungan yang sangat mempengaruhi opini publik.
"Sekarang ini orang baik harus berisik di media sosial," tambahnya.
Selain itu, KBI juga menyiapkan program lanjutan, agar alumni pelatihan juga melakukan kerja-kerja dan kampanye kebangsaan dalam bentuk aksi nyata sehingga pelatihan ini tak berhenti di ruangan saja, tetapi juga bisa aplikatif di lapangan, bahkan diharapkan mampu menginspirasi orang lain untuk turut menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang damai. (RO/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved