Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pemprov Bali Ingin Barang Peninggalan Bali di Luar Negeri Dikembalikan

Arnoldus Dhae
04/12/2018 17:05
Pemprov Bali Ingin Barang Peninggalan Bali di Luar Negeri Dikembalikan
(Dok. MI)

BANYAK peninggalan Bali yang kini tersebar di Amerika, Inggris, Swedia dan beberapa negara lainnya. Pemprov Bali sedang berupaya agar peninggalan-peninggalan tersebut dikembalikan ke Bali. Caranya dengan membentuk tim khusus dan mengeluarkan Perda Kebudayaan.

"Salah satunya adalah peninggalan atau jejak perang Puputan Badung yang saat ini ada di luar negeri. Kita bisa repatriasi. Kita kembalikan ke Bali. Kita simpan di Bali sebagai warisan sejarah masa lalu," ujar Gubernur Bali I Wayan Koster saat membuka Kongres Kebudayaan Bali III yang berlangsung di Wiswa Sabha Utama, Renon, Selasa (4/12).

Untuk mencapai maksud itu, Koster menegaskan jika Bali akan akan mengeluarkan Perda Kebudayaan. Perda itu tidak mereferensi pada UU di atasnya, tetapi dia akan mengatur sendiri budayanya.

Terkait dengan upaya repatriasi warisan budaya dan peninggalan Bali yang kini berada di luar negeri, pakar budaya Bali yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Made Bandem mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya mengembalikan peninggalan, benda cagar budaya yang kini ada di luar negeri. Namun ada beberapa kesulitan cara memeliharanya.

Dia mencontohkan, film Bali dari Trunyan yang direkam tahun 1938. Film itu sudah terancam rusak. Kemudian beberapa ahli menggunakan teknologi sinar laser mampu memperbaikinya. "Hingga saat ini sudah ada 6 jam film dari Trunyan, dan masih ada sekitar 2 jam yang belum dibuka. Ada juga film dari Bangli, Buleleng, Tabanan yang belum dibuka. Sementara musik, sudah ada 113 keping piiringan hitam musik tradisional Bali yang sudah dikembalikan ke Indonesia," ungkapnya.

Menurutnya, repatriasi peninggalan Bali yang ada di luar negeri itu sangat penting yakni untuk kepentingan dokumentasi, sumber penelitian, dan sumber penciptaan seni. "Saat ini tidak banyak orang Bali yang melihat tari barong produk asli tahun 1930-an. Kalau itu dilihat, maka semangatnya, energinya akan sangat luar biasa," ujarnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anwar Surachman
Berita Lainnya