Dulu Tukar Sampah dengan Beras, Kini Bisa Menjadi Emas

Lina Herlina
04/12/2018 18:30
Dulu Tukar Sampah dengan Beras, Kini Bisa Menjadi Emas
(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

PRODUKSI sampah di Kota Makassar bisa mencapai 1.400 ton per hari. Sehingga harus ada upaya menjadikan sampah tidak dinilai kotor tetapi justru memiliki nilai ekonomi.

Kota Makassar pun membuat bank sampah utama di bawah naungan Unit Pelaksana Tugas Dinas (UPTD) Daur Ulang dan Pengelolaan Sampah (DUPS) Makassar, yang merupakan bagian dari UPT Bank Sampah Kota Makassar.

Alhasil, bank sampah utama yang ada di Kota Makassar itu, setiap harinya rata-rata menerima sebanyak 15-25 ribu ton sampah. Kepala UPT Bank Sampah Kota Makassar, Suardi, mengatakan sampah tersebut terdiri atas empat jenis dan 39 macam.

"Empat jenis sampah yang diterima bank sampah itu adalah kertas, plastik, logam, dan barang sepele yang kadang kita tidak sangka tapi ternyata bernilai," seru Suardi, Selasa (4/12).

Untuk jumlah nasabah bank sampah di UPT Bank Sampah Makassar, sebanyak 400 unit aktif dari 884 unit bank sampah yang ada.

"Tiap unit itu nanti punya lagi nasabah perorangan. Di tingkat RT/RW atau kelurahan," jelas Suardi.

Baca Juga: Pegadaian Resmikan Bank Sampah

Perbedaannya, jika di tingkat bawah, sampah bisa ditukar apa saja, mulai beras, untuk bayar listrik, dan yang terakhir bisa tukar dengan emas.

"Kalau sudah di bank sampah pusat itu, yang tunggu vendor jumlahnya sudah lebih dari tiga," tutur Suardi.

Sebagai upaya optimalisasi bank sampah yang ada, pihaknya tengah menggelar pelatihan pengembangan SDM, agar bisa melihat kualitas barang secara optimal di 15 kecamatan di Kota Makassar.

"Setelahnya akan dibentuk tim terpadu di 154 kelurahan yang ada. Untuk memberi kesadaran dalam mengelola sampah-sampah yang ada," tandas Suardi.

Sementara terkait sampah ditukar emas, itu bisa dilakukan di Bank Sampah Unit Asoka V, Jalan Kumala II, Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, yang baru diresmikan, Senin (4/12). Bank sampah itu merupakan binaan PT Pegadaian (Persero) Wilayah VI Makassar, melalui program The Gade Clean & Gold.

Direktur TI dan Digital Pegadaian, Teguh Wahyono, mengatakan program ini merupakan upaya dari pegadaian untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

"Saya kira program Clean and Gold ini salah satu bagian untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, dengan cara mengumpulkan sampah-sampah nonorganik terutama plastik, kertas dan kardus untuk ditukar menjadi emas," pungkasnya.

Menanggapi hal itu, warga Kumala Dua, Zakia, mengaku antusias. Hanya saja dirinya tidak yakin bisa dapat emas.

"Syukur-syukur sampah yang saya kumpul bisa jadi beras dan bisa juga bayar listrik. Kalau tukar jadi emas, berapa karung sampah kira-kira yang harus saya tukar," serunya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya