Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Rampak Genteng Jatiwangi Membangun Tradisi

(Nurul Hidayah/N-1)
15/11/2018 23:45
Rampak Genteng Jatiwangi Membangun Tradisi
(ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

RIBUAN orang memenuhi lapangan Jatiwangi Square akhir pekan lalu. Mereka bergeming meski mendung menggelayut.

Tua, muda, anak-anak, dan rema-ja sudah siap di posisi masing-ma-sing dengan dua stik di tangan dan sebuah genteng di depan mereka. Saat rintik hujan mulai turun, ikrar rakyat Jatiwangi dibacakan perwakilan pemerintah daerah.

Tak lama kemudian, musik pun terdengar. Dengan semangat, semua peserta memukul genteng menggunakan stik secara berirama. Sesekali, stik juga saling dipukul-kan oleh para peserta mengikuti arahan mentor masing-masing yang ada di depan mereka.

Kemeriahan Rampak Genteng Jatiwangi itu ditambah dengan adanya peniup suling tanah, penabuh tambur, penari, juga paduan suara yang bersatu dalam harmoni. Semua bergembira dan bersemangat. Bahkan, saat lagu ketiga selesai dibawakan, teriakan ‘we want more’ pun membahana dari semua peserta. Akhirnya, satu lagu terakhir pun dinyanyikan dengan penuh semangat.

“Festival Rampak Genteng Jatiwangi ini memang melibatkan seluruh unsur warga Jatiwangi, dan ini festival musik keramik satu-satunya di dunia,” ungkap Ginggi Syarif Hasyim, Direktur Jatiwangi Art Factory, penggagas Festival Rampak Genteng.

Peserta rampak genteng ada 75 kelompok. Mereka terdiri atas pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa, guru, dosen, buruh genteng, anggota kepolisian dan TNI, birokrat, ibu-ibu PKK, karang taruna, serta berbagai komunitas dan kelompok paduan suara.

Sejak September lalu, mereka berlatih rampak bersama-sama, baik di desa-desa maupun di sekolah-sekolah. Secara sukarela pula, pemuda dan pemudi di Jatiwangi bergerak sebagai pelatih rampak setiap hari secara rutin.

“Hasilnya bisa dilihat hari ini, semua bersemangat, kompak, dan bergembira,” ungkap Ginggi.

Bahkan, saat ini mereka menggunakan sound system dengan kekuat-an hingga 100 ribu watt.

Festival Rampak Genteng Jatiwangi kali ini merupakan kali ketiga diselenggarakan. “Penyelenggaraannya kami gelar tiga tahun sekali, yakni setiap tanggal 11 di bulan 11,” ungkap Ginggi.

Untuk tahun ini, sebanyak 9.000 genteng dan 2.500 gentong yang disediakan habis digunakan peserta. Angka 11.500 peserta ini merupakan yang terbanyak jika dibandingkan dengan dua kali penyelenggaraan sebelumnya.

Melalui Festival Rampak Genteng, masyarakat Jatiwangi ingin membuat tradisi.

Selain itu, festival ini juga merupakan salah satu perwujudan ikrar Jatiwangi untuk terus berinovasi, tetapi tetap menghargai karya-karya leluhur mereka. Festival ini juga sebagai bentuk semangat gotong royong yang diperlihatkan masyarakat Jatiwangi dengan melibatkan ribuan orang.

Jatiwangi merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten ­Majalengka, Jawa Barat. Wilayah ini memang dikenal dengan produksi gentengnya. Namun, dari hari ke hari, jumlah pabrik genteng di sana mulai berkurang. Kondisi itu mulai terlihat selama kurun 10 tahun terakhir. Karena itu, festival ini juga menjadi salah satu cara untuk meneguhkan genteng sebagai identitias warga Jatiwangi, yang dibunyikan bersama dengan lantang oleh ribuan warga Jatiwangi dan sekitarnya. (Nurul Hidayah/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik