Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Kekeringan Panjang Terjadi di Pantura

Akhmad Safuan
14/9/2015 00:00
 Kekeringan Panjang Terjadi di Pantura
(ANTARA/Saiful Bahri)
Beberapa daerah di pantura, Jawa Tengah, diperkirakan akan mengalami kekeringan lebih panjang. Musim hujan akan mundur hingga Desember mendatang dan krisi air bersih masih akan terus berlanjut.

Pemantauan Media Indonesia di Pantura Senin, (14/9), bencana kekeringan masih akan terjadi di beberapa daerah di pantura, kekurangan air bersih trerus diantisipasi dengan pemberian bantuan kepada ratrusan desa di beberapa daerah seperrti Demak, Kudus, Pati, Rembang, Jepara, Blora dan Grobogan.

Digelontorkannya Waduk Kedungombo ke beberapa daerah tersebut belum sepenuhnya mampu mengatasi  kekeringan terutama kekurangan air bersih, bahkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang memperkirakan beberapa daerah di pantura seperti  Pati, Rembang bagian utara, Tegal dan Pekalongan baru akan datang hujan pada Desember mendatang.

Kepala seksi data dan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang Reni Kraningtyas mengatakan kekeringan saat ini hampir sama terjadi pada tahun 1997 lalu, namun pincak kekeringan terjadi pada pertengahan Agustus hingga September ini, karena Oktober adalah masa pancaroba.

"Di beberapa daerah mulai turun hujan musim hujan pada Oktober yakni Batang bagian selatan, Pekalongan Selatan, Purbalingga dan daerah Pegunungan lainnya, namun di beberapa daerah diperkirakan akan mundur hingga Desember hingga kekeringan lebih panjang.

Ribuan warga masih tetap antre air bersih, karena sumur dan sumber air di desa telah mongering , bahkan untuk mendapatkan air bersih terpaksa warga mencari ke desa-desa lain yang cukup jauh dengan menimba di sumur yang berada di pinggiran sungai. “Kita menyaring dengan membuar sumur dangkal di pinggiran sungai yang mengering," kata Haryono, warga Lasem, Rembang.

Sebagian warga lain tidak dapat menafaatkan sumur untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, kata Sriyadi, warga Sarang, rembang karena air sumur terasa asin dan lengket, sehingga untuk mendapatkan air bersih hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah daerah.

Kepala Seksi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang Ahmad Makruf  mengatakan setidaknya 42 desa saat ini masih mengalani kekeringan dan wetiap hari sebanyak 15 truk tangki berkapasitas 5.000 liter terus menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa terlanda kekeringan.

Sementara itru di Pati tercatat 99 desa yang tersebar di 10 kecamatan masih mengalami kekeringan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Sanusi Siswoyo mengatakan bahkan  korban terpaksa mengkonsumsi  air asin untuk kebutuhan sehari-hari seperti dilakukan warga Kecamatan Gabus, Pucakwangi, Jakenan, dan Kayen. (Q-1)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya