Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PENGADAAN tanah untuk proyek strategis nasional jalan tol Tebingtinggi-Kuala-tanjung sekitar 42 kilo-meter, awal November ini dipastikan tuntas. Dengan demikian pembangunan jalan tol tersebut diharapkan bisa berjalan lancar.
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumatra Utara, Bambang Priono, mengungkapkan, saat ini tim data yuridis dan hukum sudah turun ke lapangan guna mempercepat pengadaan lahan. “Mudah-mudahan awal November ini tuntas. Saya minta dan saya mau KJPP sudah berjalan sehingga akhir Desember 2018 harapannya semua sudah diganti rugi, khusus Tebingtinggi-Kualatanjung. Dengan begitu, awal Desember pekerjaan sudah bisa jalan,” ujar Bambang di Medan, kemarin. Perihal konstruksinya, diperkirakan butuh waktu setahun pengerjaannya.
“Mudah-mudahan akhir 2019 itu sudah selesai dan bisa dirasakan pembangunannya oleh masyarakat,” imbuh Bambang.
Masih terkait, pengadaan tanah Tebingtinggi-Pematangsiantar, lanjut Bambang, saat ini sedang dilakukan inventarisasi dan identifikasi, baik data fisik maupun yuridis. Diharapkan, pada November ini Satgas Yuridis dan Fisik dapat bekerja optimal. Apabila pengerjaan bisa selesai dalam setahun, jalan tol Medan-Tebingtinggi, Tebingtebing-Kualatanjung dan Medan-Tebingtinggi- Pematangsiantar akan terkoneksi semua.
Terkait ruas tol Sei Bamban-Tebingtinggi, kata Bambang lagi, pengadaan tanahnya pun sudah tuntas. Dia optimistis, pada Desember ini tol sudah bisa dipergunakan. Sehingga, pengendara dari Medan maupun Tebingtinggi sudah bisa melalui jalan tol. Dan tidak akan lama jarak tempuhnya apabila masyarakat mau menuju dan dari Jalan Megawati ataupun ke Kualanamu.
“Sumut jangan sampai kalah dengan provinsi lain dalam hal pembangunan jalan tol. Apalagi penyebabnya hanya pembebasan lahan tidak selesai. Bambang mengingatkan bila Sumut gagal mengamankan proyek strategis nasional, pemerintah pusat takkan mau memberikan bantuan dana lagi untuk infrastruktur. Karena itulah pengadaan tanah harus didukung semua stakeholder, termasuk elemen masyarakat Sumut.
Direktur Teknik PT Jasa Marga Kualanamu Tol, Agus Choliq sebelumnya menargetkan pada awal Desember 2018 pembangunan pada ruas Seibamban-Tebingtinggi rampung dilakukan. “Karena harapan kita pada saat Natal dan Tahun Baru bisa difungsikan,” ujarnya.
Pada umumnya, sambung dia, lahan yang belum bebas disebabkan masalah tanah ahli waris. Hal ini menyebabkan pembayaran kepada pihak ahli waris menjadi lambat dilakukan.
Untuk diketahui, proyek jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT), Seksi 1 Simpang Susun (SS) Tanjung Morawa-Parbarakan telah berfungsi untuk arus mudik dan balik Lebaran 2018. Setelah libur Lebaran 2018, pembangunan-nya kembali diteruskan. SS Tanjung Morawa-Parbarakan sendiri memiliki panjang 10,75 km yang menghubungkan Jalan Tol Eksisting Belawan-Medan- Tanjung Morawa (Belmera) dengan Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi. Seksi 2-6 (Kualanamu-Sei Rampah) yang sebelumnya telah beroperasi sejak 13 Oktober 2017.(PS/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved