Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Masyarakat Karawang Diperintahkan Salat Gaib

Cikwan Suwandi
31/10/2018 22:45
Masyarakat Karawang Diperintahkan Salat Gaib
(MI/Abdus Syukur)

RATUSAN warga, sejumlah ormas Islam Karawang, dan tim evakuasi kecelakaan pesawat Lion Air JT-610, menggelar salat gaib dan doa bersama di Pantai Tanjungpakis, Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

“Upaya zahir sudah dilakukan. Hanya saja, saat ini kita juga melakukan upaya meminta perlindungan dan kelancaran kepada Allah SWT,” kata Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari, kepada wartawan seusai melaksanakan salat gaib, kemarin.
Ahmad menambahkan bahwa Pemkab Karawang telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh dewan kemakmuran masjid di Karawang untuk melakukan salat gaib.

Pada kesempatan itu, Ahmad meminta kepada warga yang berdatangan ke lokasi titik pencarian evakuasi di Pantai Tanjungpakis, untuk tidak mengganggu proses evakuasi. “Jangan datang untuk sel­fie, tapi Anda datang untuk berdoa dan membaca Al-Fatihah sebanyak tiga kali supaya doa kita diijabah oleh Allah,” lanjut Ahmad.

Dukungan masyarakat dalam pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 terus mengalir. Paramotor atau powered paraglider menerjunkan delapan pilot dan dua paramotor untuk menyisir di pesisir Pantai Tanjungpakis.

“Kami membantu Basarnas dengan memantau dari udara. Jika menemukan benda dicurigai sebagai serpihan pesawat, kami segera melaporkan dengan radio ke Basarnas,” kata Ketua Paramotor Indonesia, Cahyo Alkantana.

Kemudian dari Bangka Belitung dan Cianjur mengirimkan para penyelam terbaiknya untuk mencari para korban. Dari Bangka Belitung dikirim empat penyelam, sedangkan dari Cianjur sebanyak tiga penyelam.

Sementara itu, dari Jawa Timur, tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Jawa Timur menuntaskan pengambilan contoh DNA tiga keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air dan sudah dikirim ke Jakarta. Meski Polda Jawa Timur sudah mengirimkan hasil DNA, keluarga korban pesawat tetap berangkat ke Jakarta, untuk mencari kepastian nasib anggota keluarganya.

Pasangan suami-istri Bambang Supriyadi dan Surtiyem, warga Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, berangkat ke Jakarta untuk mencari kepastian anak sulungnya, Jannatun Cintya Dewi, 24, yang bekerja di Kementerian ESDM. Nadzir Ahmad Firdaus, adik Jannatun, mengatakan orangtuanya akan mencari kepastian dan kebenaran nasib kakaknya itu.  

Kesedihan juga dialami keluarga Wahyu Susilo, warga Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Wahyu juga menumpang pesawat Lion Air JT-610. Menurut Dianita hingga kini keluarga belum mendapatkan kabar nasib Wahyu. “Kami ingin segera mendapat kabar nasib Mas Wahyu. Kasihan istrinya sedang mengandung,” ungkap Dianita.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, sempat menyambangi rumah keluarga istri Wahyu Susilo di Dukuh Geneng, Kecamatan Trucuk. Dukacita juga menyelimuti Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Ada enam alumni UGM yang tercatat sebagai penumpang  Lion Air JT-610.

Dijamin
Pada bagian lain, Jasa Raharja wilayah Provinsi Bangka Belitung memastikan seluruh korban pesawat Lion Air JT-610 akan mendapatkan santunan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 dan PMK Nomor 15 Tahun 2017, korban meninggal mendapatkan hak santunan Rp50 juta. Adapun untuk korban luka, dijamin biaya perawatan maksimal Rp25 juta. “Dengan jumlah penumpang 188 orang, dana yang disiapkan untuk menyantuni seluruh korban mencapai Rp9,4 miliar. Ini kantor pusat yang atur,” kata Kepala Operasional Jasa Raharja Babel, Cynthia. (RF/BB/AD/TS/AU/JS/HS/FL/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya