Waduk Kedungombo Dibuka, Kekeringan di Lima Daerah Teratasi
Akhmad Safuan
04/9/2015 00:00
(ANTARA/Maulana Surya)
Waduk Kedungombo mulai dibuka. Sebanyak 60.095 hektare sawah di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Pati, dan Jepara, Jawa Tengah, mulai teraliri dan siap memasuki musim tanam.
Pemantauan Media Indonesia di pantura Jumat (4/9), ribuan petani di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Pati dan Jepara mulai bergembira, karena lahan sawahnya yang sebelumnya mengalami kekeringan akibat tidak adanya air mengalir baik dari sungai-sungai maupun irigasi, kini telah kembali basah.
Secara pelan, air yang berasal dari waduk Kedungombo memasuki desa-desa mereka, sehingga lahan sawah yang sebelumnya kering kerontang dan pecah-pecah telah kembali dipenuhi air. Paling tidak kondisi ini mampu menjadikan tanaman padi yang mulai kering kembali tumbuh.
"Meskipun tidak terlalu besar dan volume belum penuh, namun dengan dibukanya Kedungombo ini telah cukup membasahi sawah yang kering dan ancaman gagal panen dapat terkurangi," kata Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Wates, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Sunarto.
Setelah dilakukan perbaikan saluran irigasi sepanjang 9 kiloneter, demikian Sunarto, Desa Medini, Kecamatan Undaan, yang sebelumnya hanya dapat teraliri sebanyak 1.800 liter per detik kini meningkat menjadi 2.500 - 3.000 liter per detik.
Camat Undaan Catur Widiyatno mengatakan penggelontoran air dari Waduk Kedungombo tidak saja mampu mengurangi kekeringan di ribuan areal persawahan, tapi juga mengurai persoalan krisis air bersih di wilayahnya.
"Rembesan air dari saluran sungai dan irigasi ini kembali mampu meningkatkan volume sumur warga, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bersih," tambahnya.
Kepala Balai Pengelola Sumber Daya Air Serang-Lusi-Juwana Noviyanto mengatakan dengan penggelontoran air dari Kedungombo yang dipercepat dari rencana sebelumnya berdampak cukup besar yakni selain dapat mengatasi ancaman gagal panen karena sawah mulai teraliri air, juga akan mengatasi kekurangan air bersih di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Pati, dan Jepara.
Dengan penggelontoran Kedungombo ini, ujar Noviyanto, sebanyak 60.095 hektare sawah yang masuk dalam sistem pengairan Kedungombo dapat teraliri air. Hal ini juga sebagai pertanda bahwa daerah ini mulai memasuki musim tanam. "Penggelontoran yang dipercepat ini telah sesuai dengan kesepakatan bersama, karena kondisi kekeringan yang kian meluas dan daerah itu termasuk darurat kekeringan," tambahnya.
Berdasarkan evaluasi yang ada, demikian Novianto, elevasi Waduk Kedungombo saat ini mencapai 86,59 di atas Permukaan Laut (DPL) dengan volume air sebesar 504 juta meter kubik, untul tahap awal telah dapat mencukupi mengatasi kekeringan dan menyelematkan tanaman dari puso.(Q-1)