Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

NU Pasuruan Tolak Politisasi Kalimat Tauhid

Abdus Syukur
25/10/2018 10:10
NU Pasuruan Tolak Politisasi Kalimat Tauhid
(Dari kiri) Ketua PC NU Kota Pasuruan, KH Halim Mas'ud, Wakil Rois PC NU Kabupaten Pasuruan, Habib Abu Bakar Hasan Assegaf, Ketua PC NU Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin serta Katib Syuriyah PC NU Kabupaten Pasuruan, KH Muhib Amman Ali(MI/Abdus Syukur)

PENGURUS Nahdatul Ulama (NU) Pasuruan Raya, PC NU Kabupaten Pasuruan dan PC NU Kota Pasuruan, menyampaikan pernyataannya atas peristiwa pembakaran bendera tauhid atau HTI (Hisbut Tahrir Indonesia) di Garut saat peringatan Hari Santri lalu.

Dalam pernyataan sikapnya, NU Pasuruan Raya dengan tegas menyampaikan bahwa Banser (Barisan Serba Guna) Ansor, tidak anti terhadap kalimat tauhid. Tapi yang ditolak oleh NU adalah politisasi kalimat tauhid, yang justru dijadikan sebagai alat provokasi dan adu domba ummat islam.

"Tidak mungkin Banser anti dengan kalimat tauhid. Yang kita tolak adalah politisasi kalimat tauhid, untuk dijadikan alat politik. Apalagi dijadikan sebagai alat mengadu domba antara sesama ummat islam antara ormas satu dengan ormas lainnya," kata Wakil Rois PC NU Kabupaten Pasuruan, Habib Abu Bakar Hasan Assegaf, Kamis (25/10).

Dalam pernyataan sikapnya, Habib Abu Bakar yang dibarengi Ketua PC NU Kabupaten Pasuruan, KH Imron Mutamakkin, Ketua PC NU Kota Pasuruan, KH Halim Mas'ud serta Katib Syuriyah PC NU Kabupaten Pasuruan, KH Muhib Amman Ali, juga menyampaikan keprihatinannya atas pembakaran bendera tauhid atau HTI itu.

"Kami prihatin dengan peristiwa itu. Pembakaran itu salah dan memang tidak bisa dibenarkan dan harus menyampaikan permohonan maaf. Semestinya tidak dibakar, tapi diberikan kepada pihak berwenang untuk diamankan," imbuh Habib Bakar.

Menurut Habib Bakar, dari berbagai informasi yang diterima, menunjukkan bahwa peristiwa pembakaran bendera oleh Banser itu, dipicu adanya kesengajaan untuk memprovokasi masyarakat yang mengikuti Hari Santri.

"Ini sengaja ada unsur provokasi dan adu domba yang sistematis, sudah dipersiapkan dan direncanakan. Karena di saat bersamaan, di beberapa daerah juga ada kejadian pengibaran bendera itu yang serupa. Makanya, pelaku pengibaran juga harus diproses dan diusut, agar diketahui tujuan serta motifnya," tegas habib Bakar.

Atas peristiwa itu, NU Pasuruan raya meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing provokasi yang berupa mengadu ummat islam. NU Pasuruan Raya meminta masyarakat dengan sabar menunggu hasil penanganan pihak kepolisian. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya