Pejabatnya Bingung, Bagaimana Warganya

PEMERINTAH Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan para petani yang terdampak transit oriented development (TOD) kereta api cepat Jakarta-Bandung di Telukjambe Barat, akan masuk ke program skala prioritas pemerintah daerah. Namun, pemda masih bingung pekerjaan apa yang sesuai selain bertani.

“Tentunya kita tidak mau adanya TOD ini malah menimbulkan pengangguran bagi para petani yang terimbas. Jadi, akan kita masukan solusinya dalam skala prioritas pemerintah daerah,” kata Sekretaris Daerah Karawang Teddy Ruspendi Sutisna,­ di kantornya, Rabu (24/10).

Teddy mengatakan pemerintah saat ini masih memetakan lingkungan sekitar terhadap dampak TOD ini. Pemetaan itu diharapkan mampu mencarikan solusi alternatif yang menguntungkan untuk warga. “Kita masih melakukan mapping. Jadi, nanti berapa jumlah buruh tani di sana, cocoknya nanti kerja apa, dan sebagainya,” ujarnya.

Teddy mengakui tidak mudah mengubah atau mengalihkan profesi petani yang terdampak TOD nanti. Bahkan, jika mereka harus bekerja di kawas­an TOD pun, Teddy meyakini hal tersebut akan ditolak oleh para petani. “Kalau mereka kita paksakan bekerja di TOD, saya yakin akan ditolak oleh petani karena mereka ini merupakan petani. Akan kita carikan pekerjaan yang juga sedikit yang masih berhubungan dengan pekerjaan mereka dahulu,” dalihnya.

Kemungkinan besar, lanjutnya, para petani yang terdampak proyek TOD akan dialih­kan pekerjaan mereka menjadi peternak. Hal itu yang paling memungkinkan. “Bagaimana  jenis pekerjaan yang sesuai bagi mereka, kami juga meminta bantuan dari pemerintah pusat,” pungkasnya.

Proyek TOD) kereta api cepat Jakarta-Bandung ini bakal menghilangkan sedikitnya 250 hektare lahan sawah di sana. Ribuan petani di sana bakal menganggur.  “Dampak ini harus dipikirkan. Pemerintah harus mencari solusinya. Mereka tidak ada keahlian selain bertani. Kami sangat khawatir dengan nasib petani di wilayah sana,” kata Kadistan Karawang Hanafi Chaniago dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu. (CS/N-3)