Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
“AKU sudah sangat lelah. Maafkan aku. Aku sangat sayang anak dan istriku. Choky dan Snowi. Aku tidak sanggup meninggalkan mereka di dunia ini.”
Pesan yang ditulis tangan di secarik kertas itu ditemukan disamping jenazah Fransiskus Xaverius Ong, 47. Di sebelahnya, terbaring jenazah Margareth Yentin Liana, 45, sang istri tercinta. Keduanya ditemukan luka tembak di bagian yang mematikan, kemarin pagi.
Kegemparan warga di perumahan elite, Kompleks Vila Kebun Sirih, Kelurahan Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Sumsel, makin menjadi saat ditemukan jenazah Raffael Fransiskus, 18, dan Kathlyn Fransiskus, 11. Terdapat juga luka tembak di keduanya.
Jenazah itu merupakan satu keluarga yang ditemukan pertama kali oleh asisten rumah tangga (ART) yang biasanya datang ke sana pada pukul 06.00 WIB.
Fransiskus merupakan pengusaha penyedia (supplier) barang dengan nama perusahaan CV Frantincom. Nanang, 42, penjaga rumah kediaman Fransiskus, mengatakan peristiwa tersebut diketahui seusai ART keluarga itu menjerit histeris sekitar pukul 06.00.
“Saat ditemukan posisi anak korban berada di kamar masing-masing dengan posisi tertelungkup, sedangkan ayah dan ibunya ada di kamar atas,” ujar Nanang.
Ia mengaku tidak pernah mendengar adanya perkelahian atau percekcokan di keluarga itu. Kendati keluarga itu termasuk cukup tertutup, tetap terlihat bahagia dan ramah dengan semua orang.
“Selama ini, terlihat seperti tidak ada masalah. Kami pun bekerja cukup nyaman di rumah itu,” ucapnya.
Tetangga keluarga Fransiskus, Firmansyah, 41, mengaku ia beserta warga lainnya sempat bertemu dengan almarhum pada Selasa malam sekitar pukul 22.00. Dia pun sempat mengirimkan pesan di grup WA warga pada pukul 02.48. Pesannya ‘Maafkan aku teman-teman. Kenanglah kebaikanku saja. Jangan membicarakan keburukanku. Jalan kalian masih panjang’. “Semuanya terlihat baik-baik saja, kami pun saling sapa,” ucapnya.
Keluarga Fransiskus, jelas Firmansyah, sudah lima tahun tinggal di perumanah elite tersebut. Mereka terlihat harmonis, jarang pertengkaran terdengar.
“Malam kejadian tidak ada kegaduhan atau keributan di rumah itu (Fransiskus). Semalam kondisi cukup tenang. Tidak terdengar ada suara tembakan dan sebagainya. Kami kaget banget,” jelasnya.
Sementara itu, Effendi, 50, kakak dari Fransiskus, mengaku heran dengan tindakan adiknya karena selama ini tidak ada masalah dengan keluarganya.
Diskrimum Polda Sumsel Kombes Budi Suryanto membenarkan seluruh anggota keluarga tewas dengan luka tembak di bagian kepala.
“Olah TKP sudah, hasilnya menunggu hasil uji forensik di RS Bhayangkara dan uji balistik yang dilakukan labfor. Senjata pembunuhnya ditemukan di kamar korban, jenis revolver,” ungkap Budi.
Pihaknya terus mendalami kasus ini. Budi mengatakan motif kasus bunuh diri ini baru sebatas dugaan-dugaan semata. “Namun, memang benar ditemukan secarik surat tulisan yang diduga tulisan korban. Kami pun masih memeriksa rekaman CCTV yang ada di sana,” tandasnya. (DW/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved