Lembaga Litbang di Daerah Diperkuat

MENGEMBALIKAN kejayaan apel malang sebagai komoditas unggulan di Malang Raya mendapat apresiasi dari Direktur Lembaga Litbang Ditjen Kelembagaan Iptek Dikti, Kemenristek-Dikti, Kemal Prihatman.

Menurutnya, Kemenristek Dikti hanya ingin mendorong dan menghilirkan hasil riset ke industri. “Kabupaten Malang salah satunya. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Kabupaten Malang serius mengimplementasikan model-model, agar stakeholders ikut terlibat di dalamnya,” kata Kemal, Selasa (22/10).

Dorongan yang dilakukan Lemlitbang Kemenristek-Dikti ini supaya bisa membangun lembaga litbang unggul di daerah. “Strukturnya pemerintah daerah, perguruan tinggi, industri, masyarakat menjalankan tupoksi masing-masing dan saling berkoordinasi,” lanjut Kemal menanggapi keberhasilan BPPD Kabupaten Malang dalam membina petani apel di wilayahnya.

Apel Malang sempat merosot produksinya. Padahal, dalam Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Malang yang tertuang dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2015, menitikberatkan Kecamatan Poncokusumo. Di kecamatan tersebut dibagi menjadi tiga klaster unggulan, yaitu klaster apel dan sayuran, klaster sapi perah, dan klaster industri kreatif bermuara pada kuliner dan kerajinan rakyat.

Sekretaris BPPD Kabupaten Malang, Yulianti B Kuntari, menjelaskan bahwa ketiga klaster ini diupayakan bisa terwujud dan berkembang. Untuk klaster apel dan sayuran sudah bisa diwujudkan. Kemudian, industri kreatif, selain munculnya produk turunan seperti jus apel, kripik apel, hingga kue-kue berbahan baku apel. “Sekarang dikembangkan tonik apel.”

Kemal menambahkan, saat ini sudah ada 20 BPPD di tingkat provinsi yang semula hanya ada sekitar 10. “Dan akan terus ditumbuhkan di tingkat kabupaten dan kota menjadi 60-an,” kata Kemal.

Lembaga litbang binaan Kemenristek-Dikti mulai 2017 tidak lagi fokus membuat perencanaan­, tapi aksi. “Bagaimana implementasi inovasi daerah diterapkan. Jadi, penajaman rencana aksi lembaga litbang,” tegasnya. (BN/N-2)