Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Jalan Desa Ditutup Swasta, 140 KK Terisolir

(CS/N-3)
23/10/2018 02:30
Jalan Desa Ditutup Swasta, 140 KK Terisolir
(Ilustrasi--Thinkstock)

SEBANYAK 140 kepala keluarga (KK) di Dusun Pagadungan, Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan, Karawang mengeluhkan sikap arogansi PT Pindo Deli 3 dan PT China Portune Land Developmen (CPLD). Kedua perusahaan swasta itu tanpa musyawarah menutup jalan desa dengan pagar beton.

“Wilayah kami memang dekat dengan hutan. Namun, ini bukan tanah perhutanan, tetapi tanah hak milik. Selama ini kami hanya punya satu jalur yakni jalan desa. Tetapi, setelah ada PT Pindo dan CPLD jalan tersebut ditutup tanpa ada solusi untuk memindahkan jalan yang aksesnya baik untuk warga,” kata Kasan, Ketua RT 11/02 Dusun Pagadungan, di rumahnya, Senin (22/10).

Akibat akses jalan ditutup, warga harus memutar. Melewati padang rumput menuju ke jalan utama. Para pelajar di dusun tersebut kini harus berangkat lebih pagi dan pulang lebih lama. Sebab waktu tempuh untuk memutar ke jalan utama memakan waktu satu jam lebih.
“Kadang-kadang mereka memilih untuk memanjat tembok. Kami sebagai peternak dan petani itu sulit menjual hasil pertanian dan ternak kami,” ungkap Kasan.

Fenomena serupa di Karawang, ­ungkap Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lodaya, Nece Permana, banyak ditemui. Setelah wilayah itu berubah menjadi kawasan industri, banyak pabrik yang memasang pagar beton untuk membatasi la-hannya. Akibatnya, sejumlah dusun di Desa Tamanmekar banyak yang terpisahkan oleh pabrik. Akses jalan desa yang puluhan tahun digunakan warga dtitutup semena-mena.

“Tidak ada larangan untuk dibeton perusahaan. Warga hanya menuntut untuk dibuatkan akses jalan. Adanya perusahaan itu bukan hanya sekadar mencari keuntungan, tetapi juga untuk menjadikan masyarakat itu lebih sejahtera,” katanya.

Pagar yang dibuat pabrik itu, akhirnya menyekat-nyekat dusun menjadi beberapa bagian. Warganya pun menjadi terpisah-pisah dan memutar lebih jauh jika ingin keluar dari dusun mereka. Warga heran, mengapa akses jalan desa yang puluhan tahun digunakan bisa beralih. Terkait masalah ini, Sekretaris Daerah Teddy Ruspendi Sutisna yang dihubungi Media Indonesia sampai berita ini ditulis belum mau menjawab.  (CS/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya