Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PEMERINTAH Kota Palu menyebut 8.000 hunian sementara (huntara) segera dibangun di wilayah Kota Palu yang terdampak parah gempa bumi, tsunami, disertai likuifaksi pada 28 September 2018.
"Data saya terima terakhir sebanyak 7.500 rumah. Saya perkirakan sekitar 8.000 rumah dibangun hunian sementara bagi warga yang kehilangan rumah ataupun rumahnya rusak berat," kata Wali Kota Palu Hidayat usai Rapat Dengar Pendapat di DPRD Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (18/10).
Berdasarkan data tersebut, kata dia, huntara yang sementara proses pembangunan diprioritaskan bagi korban tsunami yang rumahnya berada di sepanjang pesisir Teluk Palu dan korban likuifaksi di Kelurahan Balaroa dan Petobo.
Hidayat mengatakan, 13 kelurahan tersebar di enam kecamatan, yakni Tawaeli, Palu Utara, Mantikulore, Palu Selatan, Palu Barat, dan Ulujadi terdampak parah bencana alam.
Pembangunan huntara, kata dia, sedang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) maupun berbagai lembaga swadaya masyarakat.
"Saya dengar sudah ada sebagian dibangun huntara di Kelurahan Petobo. Tetapi saya minta kepada pihak yang ingin membangun huntara agar
berkoordinasi dengan Kementerian PUPR selaku pihak yang mengkoordinir pembangunan huntara," ujarnya.
Anggota DPRD Palu Muhammad J Wartabone dalam rapat dengar pendapat membahas penanganan bencana bersama Pemerintah Kota Palu itu, meminta pemerintah secepatnya berkoordinasi menyelesaikan pembangunan huntara bagi korban bencana.
"Korban di Kelurahan Balaroa dan Petobo itu harus secepatnya kita carikan kawasan huntara bagi mereka. Kita harus punya data jumlah korban yang kehilangan rumah secara konkret," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Satuan Tugas Kementerian PUPR untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Palu-Sigi-Donggala, Arie Setiadi Murwanto, mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan 1.200 huntara bagi para korban bencana.
"Pembangunannya dimulai pekan ini dan disiapkan penyedia jasa. Insya Allah mulai dihuni secara bertahap pekan berikutnya dengan target seluruhnya selesai dua bulan ke depan," kata dia.
Ia menjelaskan huntara tersebut akan dibangun dengan sistem klaster di lima zona dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan lahan dan keamanan dari dampak gempa.
Huntara itu berkonstruksi baja ringan dengan dinding berbahan glassfiber reinforced cement (GRC), sehingga antisipatif terhadap kondisi Kota Palu yang terkenal sebagai daerah panas karena berada di garis khatulistiwa.
Setiap unit huntara terdiri atas 12 bilik berukuran 17,2 meter persegi dan setiap bilik dihuni satu keluarga. Hal itu, berarti 1.200 huntara bisa menampung 14.400 keluarga.
Mantan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR itu, menjelaskan setiap unit akan dilengkapi empat toilet, kamar mandi, tempat mencuci, dan dapur, serta listrik dengan daya 450 watt/bilik. Pada setiap klaster, kata dia, terdiri atas 10 huntara (120 bilik).
Selanjutnya, akan dibangun satu PAUD dan Sekolah Dasar, tempat sampah, ruang terbuka untuk kegiatan warga, serta parkiran sepeda motor. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved