Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Premium, Solar Langka di Batam

Hendri Kremer
19/10/2018 06:30
Premium, Solar Langka di Batam
(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

BAHAN bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar langka di sejumlah kawasan di Batam. Dari pantauan Media Indonesia, kemarin, para pengendara mengeluhkan antrean panjang yang terjadi saat pagi dan sore hari. Pada siang hari kedua jenis BBM itu sudah tidak ada lagi SPBU di Batam.

Hal yang sama juga terjadi di SPBU Baloi dan Bau Aji, premium sama sekali tidak ada pasokan akibatnya para pemilik kendaraan terpaksa harus mengisi kendaraan mereka dengan jenis pertalite yang jauh lebih mahal.

Khusus solar hanya ada pada sore hari. Dampaknya hampir sama dengan kawasan lain di Batam, yaitu antrean panjang sekitar satu hingga dua kilometer jika ada SPBU memiliki pasokan kedua jenis premium itu.

Area Manager Communication and Relations Pertamina MOR 1 Sumbagut, Rudi Arifianto, mengatakan BBM jenis solar subsidi merupakan jenis bahan bakar tertentu yang penyalurannya harus sesuai kuota. Kuota telah diatur oleh pemerintah dan disubsidi oleh APBN, kecuali dalam kondisi tertentu seperti Lebaran. Namun, jika dihitung jumlahnnya, sama dengan kuota yang telah ditetapkan pemerintah.

“Tak mungkin kami mengurangi atau menambah karena penyaluran solar sudah sesuai kuota yang telah ditetapkan pemerintah. Jadi, sampai saat ini konsumsi normal,” kata Rudi.

Menurut dia, peruntukan solar subsidi juga telah diatur oleh pemerintah, seperti nelayan, petani, angkutan umum, dan publik. Perusahaan besar atau industri dilarang membeli solar subsidi.

Pertamina, tegasnya, tidak segan akan memberi sanksi kepada SPBU yang curang atau berbuat nakal saat pendistribusian atau penjualan BBM ke masyarakat. Pertamina akan memberikan sanksi tegas. Pengelola atau pemilik SPBU harus optimal memberikan layanan BBM kepada masyarakat.

“Intinya, kalau SPBU berbuat curang hingga berdampak menyulitkan masyarakat dalam mendapatkan BBM jenis apa pun itu, itu merupakan pelanggaran yang harus kami berikan sanksi untuk pembinaan,” pungkasnya.

Dialihkan
Terkait dengan distribusi BBM, Kepolisian Resor Jayawijaya, Provinsi Papua, tengah menyelidiki dugaan pengalihan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dan solar bersubsidi ke industri.

“Setelah melakukan penyelidikan atas laporan Bupati Jayawijaya tentang kuota BBM jenis bensin dan solar yang terkesan berkurang, ternyata ada indikasi kejahatan yang kami sedang telusuri lebih lanjut,” kata Kapolres Jayawijaya AKB Yan Pieter Reba di Wamena, kemarin.

Salah satu indikasi kejahatan itu merujuk pada hasil penyelidikan di beberapa tempat, yakni kuota BBM subsidi yang didistribukan ke Jayawijaya lebih sedikit dibandingkan BBM industri.

“Selain itu sudah ada indikasi pelanggaran untuk kejahatan pengalihan BBM bersubsidi ke industri, dan kami akan seriusi hal ini untuk menindak secara tegas,” imbuhnya.

Polisi menduga pengalihan BBM bersubdisi ke industri itu karena ada pihak tertentu yang ingin meraup untung berlibat ganda. Yan Pieter juga mengatakan khusus di Jayawijaya belum ada keter­bukaan informasi kepada masyarakat tentang kuota BBM berdasarkan jumlah penduduk. Hal itu memunculkan beragam asumsi, salah satunya ialah anggaran bahwa BBM bersubsidi sangat sedikit dibanding BBM industri. (Ant/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya