Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

RI Tolak Bantuan Tenaga Ahli Asing ke Palu

MI
06/10/2018 09:53
RI Tolak Bantuan Tenaga Ahli Asing ke Palu
Warga yang akan meninggalkan Kota Palu antre menaiki pesawat Hercules milik Selandia Baru di Bandara SIS Al-Jufrie, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/2018)(MI/Ramdani)

INDONESIA membatasi bantuan dari negara lain, khususnya tenaga ahli. Juru bicara Command Center Kemente­rian Sosial Adhy Karyono me­nuturkan, untuk bantuan dari lembaga swadaya masya­rakat atau nongoverment organiza­tion (NGO) internasional, tena-ga ahli asing (expert) baik pasukan, relawan, maupun tenaga kesehatan tidak diperbolehkan turun langsung ke lokasi bencana di Palu, Dong­gala, dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Bantuan dari NGO yang di­­­perbolehkan hanya berupa dana. “Dikirimkan ke reke­ning­ Palang Merah Indonesia (PMI),” ujar Adhy dalam konferensi pers penanganan gempa di Sulawesi Tengah di Kementerian Sosial, Jakarta, kemarin.

Adhy menyampaikan kebijakan itu merupakan arahan dari Kementerian Luar Negeri sebagai pihak yang mengoordinasikan bantuan.

Untuk bantuan yang bersi­fat dari pemerintah asing un­­­tuk pemerintah Indonesia, Adi mengatakan hanya ada sejumlah bantuan yang boleh diberikan, di antaranya transportasi udara, yaitu pesawat Hercules tanpa alat surveilans, water treatment untuk menjernihkan air, lalu tenda logistik maupun pengungsian, dan generator set (genset) atau pembangkit listrik untuk pene­rangan.

“Di luar itu ditolak. Semua didrop di Kalimantan untuk kemudian dikirimkan ke Sula­wesi Tengah,” imbuh dia.

Hingga kemarin, Kemenlu memberi sudah izin masuk ba­gi 12 negara yang akan membawa bantuannya ke In­donesia melalui Bandara Internasional Halim Perdana­kusuma di Jakarta.

Sementara itu, seminggu su­­dah warga Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, bertahan di sejumlah ten­­da pengungsian setelah rumah mereka dihantam gempa dan luapan lumpur.

Warga mulai merasakan serangan berbagai penyakit. Warga Dusun II, Desa Langa­leso Ros Wati, 40, mengaku, sudah tiga hari terserang penyakit gatal-gatal.

“Saya cuma dikasih obat dua hari lalu. Sampai sekarang belum ada perubahan,” ungkapnya seraya memperlihatkan tangan kanan yang sudah dipenuhi bercak-bercak merah.

Keluhan yang sama disampaikan warga Dusun II lainnya Saripah, 42, meski tidak mengalami penyakit yang sa­ma dengan Ros, namun ia sudah terserang diare sejak em­pat hari bernaung di posko pengungsian.

Gatal-gatal dan diare menjadi penyakit yang mendominasi menyerang ratusan peng­ungsi dewasa hingga orang tua di desa ini. Selain penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang banyak menyerang anak-anak. (Opn/Ind/Dhk/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya