Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
INDONESIA membatasi bantuan dari negara lain, khususnya tenaga ahli. Juru bicara Command Center Kementerian Sosial Adhy Karyono menuturkan, untuk bantuan dari lembaga swadaya masyarakat atau nongoverment organization (NGO) internasional, tena-ga ahli asing (expert) baik pasukan, relawan, maupun tenaga kesehatan tidak diperbolehkan turun langsung ke lokasi bencana di Palu, Donggala, dan Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Bantuan dari NGO yang diperbolehkan hanya berupa dana. “Dikirimkan ke rekening Palang Merah Indonesia (PMI),” ujar Adhy dalam konferensi pers penanganan gempa di Sulawesi Tengah di Kementerian Sosial, Jakarta, kemarin.
Adhy menyampaikan kebijakan itu merupakan arahan dari Kementerian Luar Negeri sebagai pihak yang mengoordinasikan bantuan.
Untuk bantuan yang bersifat dari pemerintah asing untuk pemerintah Indonesia, Adi mengatakan hanya ada sejumlah bantuan yang boleh diberikan, di antaranya transportasi udara, yaitu pesawat Hercules tanpa alat surveilans, water treatment untuk menjernihkan air, lalu tenda logistik maupun pengungsian, dan generator set (genset) atau pembangkit listrik untuk penerangan.
“Di luar itu ditolak. Semua didrop di Kalimantan untuk kemudian dikirimkan ke Sulawesi Tengah,” imbuh dia.
Hingga kemarin, Kemenlu memberi sudah izin masuk bagi 12 negara yang akan membawa bantuannya ke Indonesia melalui Bandara Internasional Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Sementara itu, seminggu sudah warga Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, bertahan di sejumlah tenda pengungsian setelah rumah mereka dihantam gempa dan luapan lumpur.
Warga mulai merasakan serangan berbagai penyakit. Warga Dusun II, Desa Langaleso Ros Wati, 40, mengaku, sudah tiga hari terserang penyakit gatal-gatal.
“Saya cuma dikasih obat dua hari lalu. Sampai sekarang belum ada perubahan,” ungkapnya seraya memperlihatkan tangan kanan yang sudah dipenuhi bercak-bercak merah.
Keluhan yang sama disampaikan warga Dusun II lainnya Saripah, 42, meski tidak mengalami penyakit yang sama dengan Ros, namun ia sudah terserang diare sejak empat hari bernaung di posko pengungsian.
Gatal-gatal dan diare menjadi penyakit yang mendominasi menyerang ratusan pengungsi dewasa hingga orang tua di desa ini. Selain penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang banyak menyerang anak-anak. (Opn/Ind/Dhk/X-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved